Religi

Memaknai Pesan Rasul bahwa “Perbuatan itu Bergantung pada Niat”

×

Memaknai Pesan Rasul bahwa “Perbuatan itu Bergantung pada Niat”

Sebarkan artikel ini
Niat
Ustaz Ahmad Fathoni sedang menyampaikan tausiah dalam kegiatan Jam'iyah Diba Kubro di Desa Wedi, 07/01/2024. (Foto : Kharolina Rahmawati)

LENSANUSANTARA.CO.ID – Agama Islam mengajarkan kita untuk senantiasa mengiringi penguatan keimanan dengan amal shaleh. Namun, amal shaleh tersebut perlu diiringi dengan niat yang bagus. Karena segala perbuatan itu sejatinya akan sangat bergantung kepada niat dan motivasinya.

Demikian salah satu pesan Ustaz H. Ahmad Fathoni, S.Ag saat memberikan tausiyah dalam kegiatan rutin bulanan Jamiyah Diba’ Kubra Pimpinan Fatayat NU Desa Wedi, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Ahad pagi (07/01/2024).

Example 300x600

Dalam momen tersebut, Ustaz Fathoni menukilkan hadis pertama dalam Kitab al-Arbaim al-Nawawiyyah, dari Umar bin al-Khattab, Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا ، أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

“Sesungguhnya seluruh perbuatan tergantung pada niat-niat. Sungguh masing-masing seseorang hanya tergantung pada apa yang diniatkan. Barangsiapa yang berhijrah untuk dunia yang akan diperoleh, dan untuk tujuan perempuan yang akan dinikahi, maka (perbuatan) hijrahnya sesuai dengan tujuan ia berhijrah”.

Beberapa ulama hadis, mengatagorikan hadis tersebut dalam riwayat yang Mutawatir. Karena selain al-Bukhari, para mukharrij hadis lain juga menginventarisir hadis tersebut dalam kitab hadis. Di antaranya, Imam Muslim No.5036, Abu Daud No.2203, al-Tirmidzi No.1647, al-Nasai No.75, Ibn Majah No. 4227, Ahmad Ibn Hanbal No. 168, dan beberapa kitab hadis lain. Bahkan al-Bukhari dalam Kitab al-Jami’ al-Sahih meriwayatkan hadis ini dengan 7 jalur sanad yang berbeda, dengan diksi semakna (riwayat bi al-makna).

Hadis tersebut, lanjut Ustaz Fathoni, mengajarkan pada beberapa hal. Yaitu niat sangat penting dalam menilai atau penilaian amal perbuatan. Niat itu bisa membedakan antara adat dengan ibadah. “Mandi itu, bisa hanya bernilai sebagai adat/kebiasaan, juga bisa bernilai sebagai ibadah sunnah, bahkan ibadah wajib seperti Mandi Jinabat,” tutur Ustaz Fathoni.

Selain itu, Ustaz Fathoni mengingatkan bahwa dengan niat yang bagus, perbuatan yang terlihat secara zahir seperti amal duniawi semata, namun bisa menjadi bernilai ibadah, disebabkan karena niat. Terkait ini, Ustaz Fathoni menukil keterangan dalam Kitab Ta’lim al-Mutaallim karya Syaikh al-Zarnuji.

“Betapa banyak perbuatan yang tampak seperti amal duniawi, tapi menjadi amal ukhrawi karena niat yang bagus. Sebaliknya, betapa banyak amal perbuatan yang tampak seperti amal ukhrawi, namun justru menjadi amal duniawi karena niat yang tidak baik,” pungkas Ustaz Fathoni.

Oleh : Kharolina Rahmawati, Jamaah Diba Kubra, Pendidik di STAI Al-Akbar Surabaya.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.