Kesehatan

Visitasi dan Rekredensialing Instalasi Dialisis RSD Balung oleh BPJS Kesehatan Jember

×

Visitasi dan Rekredensialing Instalasi Dialisis RSD Balung oleh BPJS Kesehatan Jember

Sebarkan artikel ini
Direktur RSD Balung Saat Rapat Bersama BPJS Kesehatan Jember, Selasa (21/5/2024).(Foto: Badri/ Lensanusantara)

Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Jember berkunjung ke RSD Balung dalam rangka Visitasi dan Rekredensialing Instalasi Dialisis RSD Balung. Dua perwakilan BPJS Bapak Andreas dan Ibu Ruri hadir dalam kegiatan ini. Sedangkan RSD Balung dipimpin langsung oleh Ibu Direktur dr. Nurullah Hidajahnnigtyas, MM beserta seluruh pejabat struktural dan tim pengembangan instalasi dialysis, Selasa (21/5/2024).

Example 300x600

Menurut Direktur RSD Balung dr. Nurullah Hidajahnnigtyas mengungkapkan, Dewasa ini angka gagal ginjal mengalami kenaikan, tidak terkecuali di Balung atau Kawasan Jember Bagian Selatan dan Barat. Penderita gagal ginjal akan bisa menjalani hidup dengan baik apabila mendapatkan pelayanan cuci darah secara teratur. RSD Balung sebelumnya sudah mempunyai 4 mesin hemodialisis untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar.

“Namun 4 mesin ini sangat kurang, dibuktikan dengan adanya 50 pasien yang sudah antri untuk mendapatkan pelayanan cuci darah di RSD Balung. Oleh karena itu, RSD Balung mencoba mengembangkan layanan cuci darah dengan menambah 4 mesin hemodialisis. Nantinya penambahan 4 mesin ini diharapkan dapat mengurai antrian pasien cuci darah di RSD Balung,” katanya.

BPJS sebagai mitra utama RSD Balung dalam memberikan pelayanan Kesehatan, juga ikut menilai kesiapan RSD Balung dengan penambahan mesin tersebut. Kegiatan diawali dengan presentasi dari direktur RSD Balung kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan telusur langsung ke Instalasi Dialisis RSD Balung.

“Prosedur cuci darah untuk gagal ginjal dilakukan saat ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik untuk menyaring racun dan zat sisa metabolisme dari dalam tubuh. Prosedur ini dikenal juga dengan sebutan dialisis dan dilakukan dengan bantuan mesin khusus,” menurutnya.

dr. Nurullah menambahkan, Ginjal merupakan organ berfungsi untuk membersihkan darah, mengeluarkan kotoran, serta membuang kelebihan cairan dari tubuh. Kotoran dan cairan tersebut kemudian dialirkan ke kandung kemih untuk dibuang sebagai urine. Namun, pada beberapa kondisi, ginjal bisa saja mengalami gangguan sehingga tidak mampu lagi menjalani fungsinya dengan baik. Kondisi inilah yang disebut dengan gagal ginjal.

“Gagal ginjal tentu akan berdampak pada kondisi tubuh secara keseluruhan. Nah, salah satu cara untuk menanganinya adalah dengan cuci darah. Cuci darah untuk gagal ginjal bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal yang mengalami kerusakan,” tambahnya.

Ketika ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya, akan terjadi penumpukan limbah, racun, dan cairan di dalam tubuh. Kondisi ini umumnya dialami oleh penderita penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal. Jika fungsi ginjal hilang sebanyak 8590%, penderita diharuskan untuk melakukan cuci darah agar terhindar dari beragam komplikasi yang membahayakan nyawa.

“Namun, sebelum cuci darah untuk gagal ginjal dilakukan, dibutuhkan pemeriksaan dari dokter dan serangkaian tes medis untuk menentukan perlu atau tidaknya penderita melakukan prosedur tersebut,” ujarnya.

Ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur, seperti kadar kreatinin dan ureum dalam darah, kecepatan ginjal menyaring darah, kemampuan tubuh mengatasi kelebihan air, serta keluhan tertentu yang mengacu pada gangguan jantung, pernapasan, dan saluran pencernaan.

“Hemodialisis adalah prosedur cuci darah untuk gagal ginjal yang paling dikenal. Hemodialisis dilakukan dengan menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah guna menggantikan gagal ginjal,” Tuturnya (*)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.