Pendidikan

Kampus IAI At Taqwa Bondowoso Kembali Menggelar Workshop se Jawa Timur

×

Kampus IAI At Taqwa Bondowoso Kembali Menggelar Workshop se Jawa Timur

Sebarkan artikel ini
Rektor IAI At Taqwa Bondowoso
Workshop di Aula IAI At Taqwa Bondowoso.

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kamis, 27 Juni 2024, Institut Agama Islam (IAI) At Taqwa Bondowoso kembali menggelar acara besar yaitu Worshop Penguatan Islam Wasathiyah Dan Penguatan Negara Kesatuan Republik Inodnesia (NKRI) bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jawa Timur dan PTKI Bakorwil Jember.

Acara ini diikuti oleh 53 Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi se jawa timur yang ditempatkan di Aula IAI At Taqwa Bondowoso. Turut hadir dalam kegiatan ini ketua LPPD Jawa Timur Prof. Dr. KH. Abdul Halim Soebahar, MA dan Rektor UINKHAS Jember Prof. Dr. KH. Hepni, S. Ag, MM, sebagai pembicara worshop dan Rektor IAI At Taqwa Bondowoso Dr. Suheri, M.Pd.I sebagai tuan rumah sekaligus moderatornya. 

Example 300x600

Dalam sambutan Rektor IAI At Taqwa sebagai tuan rumah menyampaikan, bahwa seluruh civitas akademik IAI At Taqwa Bondowoso merasa bangga dan sangat berbahagia karena diberikan kesempatan untuk menjadi tuan rumah dalam kegiatan besar seperti ini.

Rektor muda ini menambahkan, walaupun terbersit dalam pikiranbahwa pemilihan kampus santri IAI At Taqwa sebagai lokasi kegiatan workshop penguatan islam wasathiyah dan penguatan NKRI adalah karena sesuai dengan temanya “Islam Wasathiyah” / ditengah-tengah, karena dilihat dari letak geografisnya Kampus At Taqwa adalah di tengah-tengah antara Situbondo, Jember, Probolinggo termasuk Banyuwangi, Lumajang  dan Kabupaten lainnya.

“Begitu juga, kalau dilihat dari jenis dan Status Perguruan Tingginya kampus kami juga berada diposisi tengah antara Perguruan Tinggi yang statusnya Sekolah Tinggi dengan yang sudah Universitas dan kami berada ditengahnya yaitu Institut,”. 

Dilanjutkan dengan pemateri Workshop, Prof. Dr. KH. Abdul Halim Soebahar, MA sebagai pemateri dan sekaligus ketua LPPD Jawa Timur banyak memberikan wawasan dan isu terkait dengan kebijakan pemerintah tentang eksistensi pesantren sebagai bagian dari pendidikan Islam yang mempunyai posisi strategis. Dirinya menyampaikan bahwa pemerintah secara khusus Pemerintah Jawa Timur sangat serius dalam mengembangkan pendidikan pesantren.

Hal ini tidak terlepas dari beberapa kenyataan: Pertama, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai akar pengaruh yang kuat di masyarakat.
Kedua, pesantren mempunyai warga  belajar  yang jelas  yang  menjadi objek  program;.
Ketiga, pesantren memiliki sumber daya manusia yang dibutuhkan sebagai tenaga pengajar dalam penyelenggaraan program.
Keempat, pesantren juga memiliki sarana dan prasarana yang dibutuhkan  dalam penyelenggaraan program.
Kelima, pesantren mempunyai peran yang cukup kuat dalam komitmennya menegakkan nilai-nilai religiusitas, kebangsaan dan kemanusiaan.

Ia menambahkan, dengan alasan yang kuat itu, maka mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawangsa, melalui pemerintah provinsi Jawa Timur memberikan mandat pada Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) untuk mengelola dana pendidikan yang difokuskan pada pemberian afirmasi studi lanjut jenjang pendidikan tinggi pada masyarakat pesantren di jawa Timur.

Misi ini diwujudkan dengan penyelenggaraan Bantuan Beasiswa Santri Pondok Pesantren (BSPP) Jawa Timur untuk Program S1 ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Beasiswa Ma’had Aly baik Marhalah Ula (setara S1) dan Marhalah Tsani (setara S2), serta program beasiswa bagi guru diniyah Program Sarjana (S1) dan Magister (S2), sekaligus beasiswa Doktor (S3) bagi dosen di perguruan tinggi berbasis pesantren. 

Terakhir ia menyampaikan, bahwa semua yang hadir diruangan ini adalah penyelenggara beasiswa LPPD Jawa Timur, harapannya dengan beasiswa itu bisa mengembangkan pendidikan di pesantren atau perguruan tinggi yang berafilisi dengan pesantren mampu mewujudkan pesantren yang berkualitas dari sisi SDM nya dan menjadikan lembaga pesantren tetap menjadi acuan daripada lembaga-lembaga pendidikan diluar pesantren, termasuk pesantren mampu memberikan ide, solusi dan alternatif dari persoalan-persoalan pendidikan yang ada di Indonesia khususnya dan negara-negara lainnya pada umumnya. 

Akhir pertemuan ini, seluruh peserta workshop sangat antusias apalagi keberadaan beasiswa dari semua jenjang pendidikan perguruan tinggi dan Ma’had Aly bisa dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.**

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.