Politik

Internal Partai Golongan Karya Labuhanbatu “Retak”, Pilkada Untung atau Buntung?

3
×

Internal Partai Golongan Karya Labuhanbatu “Retak”, Pilkada Untung atau Buntung?

Sebarkan artikel ini

LABUHANBATU, Lensa Nusantara – Angin kencang menerjang partai berlambang beringin di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Ketika para bakal calon Bupati merapatkan barisan jelang Pilkada Desember mendatang. Beringin kuning malah terlihat tak solid.

Dari celah bangunan kokoh menguap aroma tak sedap, internal Golkar Labuhanbatu dihembus isu-isu miring.

Example 300x600

Para pengurus disebutkan berbeda suara menanggapi surat diskresi Ketum Golkar, Airlangga Hartarto kepada Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah untuk maju sebagai calon ketua DPD tingkat I Sumut pada Musyawarah Daerah (Musda) mendatang.

Diskresi sendiri dikeluarkan Ketum Golkar Airlangga setelah hasil Musda Partai Golongan Karya Sumut pada 23-25 Februari 2020 di Medan telah dibatalkan oleh Mahkamah Partai Golkar.

Bagi sebagian pengamat politik pembatalan Musda tersebut merupakan jalan mulus bagi Musa Rajekshah yang juga akrab disapa Ijeck untuk menduduki kursi ketua DPD Partai Golkar Sumut.

Ijeck yang saat ini menjadi wakil Gubernur dinilai memiliki kekuatan besar serta pengaruh kuat untuk melenggang dengan mulus sebagai ketua DPD Golkar Sumut periode 2020-2025.

Bisa jadi sinyal yang sama juga ditangkap oleh sebagian elite partai Golkar Labuhanbatu yang tak ingin terlambat bersambut. Langkah politik taktis tentu akan berbuah manis, ketika selaras dengan hasil di tingkat provinsi.

Sebaliknya, jika salah strategi maka riuh bisa berkepanjangan.

Permasalahan pun kini merembet ke tingkat pengurus Kabupaten. Isu mencuat, Sekretaris DPD Golkar Labuhanbatu H. Masri Salim Ritonga dikabarkan berbeda arah dukungan dengan Ketua DPD Partai Golkar Labuhanbatu, Andi Suhaimi Dalimunthe yang juga sebagai Bupati Labuhanbatu definitif.

Belum dipastikan asal muasal serta kebenaran isu tersebut. Namun, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya Labuhanbatu H. Masri Salim Ritonga dikabarkan mendukung Yasir Ridho Lubis sebagai ketua Golkar DPD Sumut.

Sedangkan Andi Suhaimi Dalimunthe memberikan arah dukungan kepada Musa Rajekshah.

Sungguh disayangkan, bukan! Elite Partai seakan melupakan, Pilkada dengan bagi-bagi tugas sukseskan Andi Suhaimi yang telah mendapat restu dari Partai Golongan Karya untuk bertarung di Pilkada 2020.

Berlarutnya masalah memungkinkan kursi nomor wahid Kabupaten Labuhanbatu bakal direbut dengan mudah oleh Paslon kandidat lain, karena jajaran pengurus terus disibukkan kisruh internalnya sendiri.

Jika meminjam bahasa anak kampung, mesin partai Golkar di Pilkada Labuhanbatu bagai “Periuk retak menanak nasi” tentu hasilnya tak senikmat pemilihan Legislatif yang mampu meraih 10 kursi di gedung DPRD.

Jadwal pilkada tinggal hitungan hari saja, tapi mesin partai seperti kehilangan kendali.

Dilangsir dari beberapa media Online Wakil ketua DPD Golkar Labuhanbatu, Muhammad Riduan Dalimunthe angkat suara. Ketua DPD Golkar Labuhanbatu, Andi Suhaimi Dalimunthe dinilai “Gagal Paham” menanggapi surat diskresi yang diberikan Ketua Umum Golkar.

Diskresi bukanlah bentuk dukungan, melainkan lampu hijau menjadi peserta pemilihan ketua DPD Sumut di Musda. Namun, pembatalan Musyawarah Daerah di Medan bisa menimbulkan tafsiran menguntungkan bagi kubu Ijeck.

Masih dilangsir dari Media Online, Riduan turut menghimbau pihak Andi Suhaimi agar kembali belajar tentang politik dan administrasi-administrasi berkaitan.

Bahkan Riduan dengan lugas mencatatkan jejak digital menyampaikan kepada awak media, jika tidak menjadikan kekeliruan tersebut sebagai pembelajaran, maka sebaiknya Andi Suhaimi “mengundurkan diri” dari jabatan Ketua DPD Golkar Labuhanbatu.

Santai tapi pedas, berikut petikkan lain dari Wakil Ketua DPD II Golkar Labuhanbatu kepada awak media, Kamis (16/7/2020).

“Ya belajar lagi lah, jangan sekelas ketua partai (Andi Suhaimi Dalimunthe, red) salah menafsirkan surat dari DPP. Saya sebagai kader Golkar ikut malu. Kita menghormati surat diskresi tersebut merupakan bagian dari kebaikan Ketum DPP untuk Ijeck agar dapat mencalonkan diri di Musda,” tandasnya.

Langkah politik taktis pilkada dan Nasib partai merupakan strategi jitu para elite untuk menghadapi perkembangan suhu politik di dalam maupun di luar Partai.

Catatan lainnya saat ini, sepertinya Partai Golongan Karya Labuhanbatu perlu meluruskan isu-isu tak sedap di internalnya sendiri dengan menggelar konferensi satukan suara, atau Golkar Labuhanbatu saat ini memang miliki dua nada. Kita lihat saja kelanjutannya. (Jan Saiman)

Tinggalkan Balasan