Berita

Petani Tembakau di Sumenep Butuh Solusi dan Perhatian Pemerintah

×

Petani Tembakau di Sumenep Butuh Solusi dan Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Sumenep, lensanusantara.net – Petani tembakau di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengharap perhatian Pemerintah untuk bisa memaksimalkan harga tembakau pada tahun ini.

Hal tersebut agar para petani tembakau bisa mendapat keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Apalagi para petani saat ini dihimbau untuk tidak terlalu banyak menanam tembakau di karnakan salah satu Pabrik rokok tidak akan membeli pada tahun ini.

Example 300x600

“Kalau Pabrik rokok tahun ini ada yang tidak mau beli, Pemerintah terkait harus bisa mengatasi permasalahan ini, apalagi soal harga. Kalau bukan pemerintah siapa lagi yang akan membantu para petani,” kata Ain yang merupakan petani tembakau, Rabu (05/08/2020).

Pemerintah jangan hanya bisa memberi himbauan terhadap para petani tembakau, tetapi harus bisa memberikan solusi terbaik untuk bisa mengatasi permasalahan ini.

“Kalau cuma hanya ngasih himbauan Tampa ada solusi sama aja bohong. Bertani tembakau ini merupakan kegiatan tahunan yang hanya bisa dikerjakan para petani,” paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menghimbau para petani tidak terlalu banyak menanam tembakau pada musim ini.

Pasalnya, salah satu pabrik yang biasa menyerap tembakau rajangan memastikan tidak akan membeli tembakau untuk tahun ini.

“Pabrik Bentoel (PT. Bentoel Prima) tidak akan mengambil, sudah mengirimkan surat ke kami,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dispertahortbun Sumenep, Rina Suryandari.

Alasan pabrik tidak akan membeli tembakau tahun ini lantaran stok tembakau yang ada di Pabrik tersebut masih banyak dan juga ada kebijakan dari pemerintah terkait kenaikan tarif cukai rokok.

“Sementara yang pasti satu pabrik tidak akan melakukan penyerapan. Kalau pabrik yang lain belum ada kepastian,” tuturnya.

Menurut dia, prediksi tembakau di Sumenep akan melebihi kapasitas. Dari itu ia menghimbau agar petani mengurangi penanaman tembakau. jika produksi tembakau melimpah sementara serapannnya rendah, harganya menjadi murah dan merugikan petani sendiri.

“Respon masyarakat ya bermacam, kita tetap sosialisasikan keadaan saat ini, yang kita jaga kan dari harga. Jika banyak petani yang menanam tapi anjlok, kan gimana,” jelasnya. (Zai)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.

Tinggalkan Balasan