Sumenep, LENSA NUSANTARA – Berkembangnya usaha travel (Ekspedisi ) lintas kota maupun propinsi di wilayah kepulauan sapudi Kabupaten Sumenep, kini para pengusaha travel menyatukan tujuan dan harapan dalam sebuah organisasi yaitu “ARMADA SAPUDI TRANSPORT”.
Untuk terus melayani kepentingan-kepentingan masyarakat Pulau Sapudi, baik itu berbentuk bisnis maupun hanya sekedar kiriman oleh-oleh untuk keluarga yang ada diperantauan, AST tetap menerima dengan senang hati meskipun AST harus Melakukan penyesuaian dengan adanya perubahan jadwal pemberangkatan Kapal Laut dari Sepudi – Jangkar dan Sepudi kalianget, terpaksa keberangkatan armada yang menuju Bali harus bergiliran dalam seminggu, untuk pemberangkatan ke Jakarta tetap sesuai jadwal yaitu dalam dua minggu sekali.
Untuk pemberangkatan pada hari minggu, 11 Oktober 2020 Armada Sapudi Transport (AST) memberangkat dua armda ke Bali, Pick Up Grand Max dengan driver Rudi Hartono dan Pick up Carry dengan driver Didik, dengan jenis muatan bermacam-macam barang. Sedangkan untuk armada yang berangkat menuju Probolinggo Pick Up T120 dengan driver Halil yang berisi muatan sepasang sapi kerap.
Penjelasan dari Bendahara AST saudara Sicy menyampaikan pada Lensa Nusantara “karena ada perbaikan kapal (dok), sekarang keluar jadwal baru, ada perubahan dari sebelumnya. untuk barang yang di bawa ke Bali oleh armada beramacam-macam jenis barang, ada mangga, daun jeruk, lemari, kripik kiping, macem-macem pokoknya, tapi tidak semua barang tersebut untuk bisnis, hanya sebagian saja yang untuk bisnis”
Sedangkan untuk yang probolinggo lanjutnya “itu sapi untuk keperluan apa saya tidak tau, karena untuk bawa sapi, peraturannya harus menggunakan pick-up, maka warga sapudi yang ingin menjual sapinya ke luar sepudi, kalau menggunakan kapal ini, mau tidak mau harus keluar uang banyak”.
Dari banyaknya Travel yang bergabung dengan orgasnisasi Armada Sapudi Transpot, menjadi tanda bukti bahwa perekonomian masyarakat sapudi sudah menjangkau ke lintas propinsi, terutama yang banyak dituju adalah Pulau Bali, sedangkan ibu kota (jakarta), warga sepudi masih belum bisa membangun relasi untuk memasarkan hasil dari kretaifitas warga sapudi.
“untuk sementara yang tergabung dengan kami sebanyak 15 Armada (travel), kami telah membuat pengaturan jadwal, agar usaha kami tertib dan tidak benturan satu dengan yang lainnya, tidak menutup kemungkinan kedepannya akan tambah banyak yang akan bermunculan kembali, dikarenakan masyarakat sapudi yang memanfaatkan adanya travel ini untuk berbisnis terus bertambah, terutama yang tujuan ke Bali untuk ke Jakarta, jarang warga sapudi yang mau menjual hasil kerajinannya kesana” ujar Cizy. (Hendri).