BeritaPendidikan

Ijazah Paket C dari PKBM Wilis Kediri Bisa Didapat dengan Mudah, Hanya Membayar Sebesar Empat Juta Rupiah

×

Ijazah Paket C dari PKBM Wilis Kediri Bisa Didapat dengan Mudah, Hanya Membayar Sebesar Empat Juta Rupiah

Sebarkan artikel ini

Cilacap, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ijazah paket C yang di keluarkan dan di tanda tangani oleh Drs.Djoko Pitojo MPd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kediri tertanggal 20 mei 2014, kini kian di sorot dan menjadi perhatian banyak pihak, pasalnya ijazah yang di peroleh dari kelompok belajar PKBM Wilis, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri itu banyak sekali kejanggalan, terutama menyangkut masalah nilai yang tertera, baik Nilai Pendidikan Kesetaraan maupun Nilai Ujian Nasional karena dari pengakuan beberapa pemilik, mereka tidak pernah mengetahui di mana tempatnya apalagi mengikuti proses belajar mengajar di PKBM Wilis.

“Saya gak tahu nilai itu dari mana dasarnya, yang pasti saya tidak pernah mengikuti proses belajar mengajar di PKBM Wilis, bahkan sayapun tidak tahu bentuk dan keberadaanya, termasuk dalam hal ini, saya juga tidak pernah mengikuti Ujian Nasional, “kata salah satu pemilik ijazah Paket C itu yang namanya tidak mau di publikasikan, berdalih keamanan & kenyamanan ketika di konfirmasi awak media ini, baru-baru ini.

Example 300x600

Lebih lanjut dia menambahkan jika dalam memperoleh ijazah itu, dirinya hanya di minta tuk membayar sebesar rp.4.000.000, oleh Mastur sebagai persyaratan, “paparnya.

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Partignyo Edi Saputro, -“awalnya saya di suruh oleh seseorang yang tidak perlu saya sebutkan namanya, tuk mencari orang yang ingin punya ijazah paket C, bahkan kemudian saya juga di suruh mendaftar, makanya, saya sudah menyerahkan uang sebesar rp.1.000.000.-kepada Mastur.


Namun karena saya ga punya uang, maka meskipun ijazah itu sudah jadi, sampai sekarang belum saya ambil.

Bahkan selain saya, banyak warga Desa Paketingan ini, yang ikut mendaftar, yaitu Kardan bin khoeron, Didit bin Sudito, Gilang bin Suwarko, Anggit bin Samanta, Narso(enthit), Eko bin dalang Yanto,bahkan mungkin masih banyak lagi yang saya gak tahu, mengingat kata Mastur, Riyani Saputri (PNS-Ka.TU SMPN 2,Sampang), juga ikut melakukan perekrutan namun tuk warga Desa Mernek dan Karanganyar.

Dan mereka semua, meskipun sudah memiliki ijazah itu, jangankan mengikuti proses belajar-mengajar dan ujian nasional, bahkan bentuk dan lokasi PKBM Wilis-pun, kami tidak pernah datang dan mengetahuinya, karena selain jauh, memang dari awalnya Mastur hanya mepersyaratkan, membayar uang sebesar rp.4.000.000.-bagi siapapun yang ingin memiliki ijazah Paket C itu “ungkapnya.

Sayangnya ketika hendak di konfirmasi, Mastur pria asli kelahiran Desa Paketingan, yang hanya berpendidikan rendah, namun terkadang mengaku sebagai pengacara ini, sedang pulang ke tempat tinggalnya, Desa Buluhrejo, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, berdalih anak dan cucunya sedang sakit.


Ironisnya, kepada awak media ini orang kepercayaannya, yang namanya minta dirahasiakan memengelak berdalih tidak tahu menahu.

“se-ingatku dulu, atas perintah Mastur, saya disuruh mencari orang yang ingin memiliki ijazah Paket C, yang katanya legal dan bisa di pertanggung jawabkan, sehingga dalam hal ini, seluruh persyaratan dan ketentuan besarnya biaya sebesar @ rp.4.000.000. Masturlah yang menentukan.
Terlebih, tatkala cap tiga jari dan mengambil ijazah, sayapun tidak mengetahuinya, karena mereka di suruh menghadap & datang ke rumah Marfungah (adiknya), tempat kediamanya tatkala Mastur berada di desa ini.

Makanya mengenai ijazah itu, Mastur-lah yang bertanggung jawab, mengingat dia yang nyuruh cari orang, menentukan besarnya biaya berikut proses penerbitan dan yang membawa ijazah dari kediri serta yang menyerahkan ijazah kepada para pemohon.

Untuk itulah, karena ijazah itu kini muncul masalah beraroma pemalsuan, terlebih menurut pengakuanya, Mastur akan sangat malu & tidak enak dengan rekan badmintonya di Kediri klo sampai masalah ini mencuat dan menjadi sorotan publik, makanya saya minta Mastur mencari solusi & bertanggung jawab, “katanya seraya berharap agar kasus ini jangan di publikasikan. (Suliyo).

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.

Tinggalkan Balasan