Pamekasan, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Baddrut Tamam menghadiri pertemuan empat bupati di Madura bersama Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) di Pendopo Trunojoyo Kabupaten Sampang, Rabu (2/6/2021).
Pertemuan bersama empat pimpinan daerah di Madura tersebut juga dihadiri kyai-kyai khos Madura. Seperti KH. Rofi’i Baidawi Pengasuh Pondok Pesantren Al Hamidi Banyuanyar Pamekasan, KH. Mohammad Shalahuddin Warist dari pondok pesantren Annuqayah Sumenep dan beberapa ulama lain di Madura.
Salah satu poin yang menjadi atensi khusus dalam pertemuan ulama dan umaro’ tersebut tentang maraknya peredaran narkoba serta peningkatan ekonomi di wilayah Madura.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyampaikan beberapa gagasan dan solusi terkait permasalahan yang terjadi di wilayah Madura. Terutama narkoba yang telah menggerogoti semua lini kehidupan masyarakat.
Berdasarkan data dari Mapolda Jawa Timur tahun 2014, peredaran narkoba Jawa Timur berada di urutan kedua setelah DKI Jakarta. Tingginya angka narkoba di Jawa Timur tersebut lantaran faktor Madura.
“Sungguh ini persoalan yang berat bagi kita, saya langsung menawarkan solusi. Kita harus bergandengan tangan, tidak hanya pemerintah yang berperang melawan narkoba, tapi kita semua bareng-bareng,” katanya saat memberikan pendapat dalam forum tersebut.
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam ini meminta para bupati senantiasa menyampaikan narasi tentang bahaya narkoba dalam setiap sambutannya. Demikian juga dengan tokoh masyarakat dan alim ulama dalam setiap ceramahnya melalui pendekatan ajaran islam.
“Kita juga bisa buat benner besar di setiap kabupaten bergandengan tangan bahwa kita semuanya bermusuhan dengan narkoba. Itu penting, biar tidak hanya bupati, bersama dandim dan kapolresnya, tetapi juga foto alim ulama. Foto alim ulama bersama pimpinan daerah dan forkopimda dengan diksi yang tepat,” pintanya.
Menurutnya, tingginya peredaran narkoba di Jawa Timur dan Madura secara khusus harus menjadi atensi bersama. Tidak hanya tugas pemerintah, melainkan juga ulama, dan masyarakat secara umum.
“Malu rasanya, Jawa Timur ini pesantrennya paling banyak diantara provinsi yang lain dan masjidnya paling banyak, tetapi narkobanya nomor dua setelah DKI. Kalau DKI wajar lah, karena disana bertumpunya banyak peradaban, banyak tradisi. Sehingga masih ada wajarnya,” sambungnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyampaikan, tahun 2021 Pemkab Pamekasan memberikan beasiswa terhadap 2.000 santri di beberapa pesantren mitra. Mulai beasiswa santri tidak mampu, beasiswa berprestasi dan beasiswa penghafal alqur’an dengan nominal Rp 500 ribu setiap bulan. Salah satu tujuan dari beasiswa tersebut adalah menanamkan nilai, serta karakter yang baik santri.
“Ke depan ini, kita akan mengalami perubahan besar, cuman bagaimana kita bergandengan. Iman dibimbing oleh para ulama, mendorong bagaimana mendapat kesempatan belajar di universitas yang berdaya saing dan perkembangan ekonomi menjadi tugas kita,” pungkasnya. (Rofiudddin/Adv)