Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Beberapa catatan penting dalam sejarah berdirinya bangsa ini tak lepas dari peran pemuda, keterlibatan pemuda mampu merubah arah mulai dari masa kolonial, proklamasi kemerdekaan, masa revolusi hingga tumbangnya rezim otoriter orde baru tak lepas dari peran pemuda.
Era 1900-an pemudah sudah menjadi pelopor dalam perjuangan keluar dari belenggu penjajahan. Hasrat untuk memperjuangkan kemerdekaan di dasari oleh perlawanan pemuda-pemuda di eropa melawan kekuasaan absolut disana, efek domino dari perlawanan ini sampai ke Asia, diawalai oleh organisasi pemuda dari sekolah kedokteran di Stovia bernama Boedi Oetomo tanggal 2 Mei 1908.
Munculnya organisasi ini mendorong organisasi etnonasionalisme dan kedaerahan untuk bersatu padu dengan semangat kebangsaan seperti jong ambon, jong celebes, jong java, jong sumatranen dan lain-lain, hingga pada tanggal 28 Oktober 1928 di Batavia para pemuda berikrar sebagai bentuk kristalisasi semangat dan penegasan cita-cita berdirinya Negara Indonesia.
Era Milenial dan Quarter Life Crisis
Lantas bagaiamana kondisi pemuda hari ini? Di abad 21 perkembangan dunia sangat pesat, ditandai dengan perubahan yang sangat cepat, dunia seolah tanpa batas (borderless world) demikian pula perkembangan teknologi berkembang dengan pesat, semua serba digital dan diatur dalam satu buah perangkat mobile.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis data pengguna internet tahun 2022, setidaknya 77 persen penduduk sudah menggunakan jasa internet dimana sebelum pandemi ada 175 juta pengguna sebelum pandemi, sementara data terbaru tahun 2022 bertambah 35 juta sehingga pengguna internet tahun ini mencapai 210 juta.
Perkembangan teknologi yang pesat pasti terdapat plus minusnya terlebih di rentang usia 19 – 30-an, dimana rentang usia ini masa-masa mengalami quarter life crisis.
Quarter life crisis merupakan periode pergolakan emosional dan perasaan insecure setelah perubahan besar dari masa remaja menuju dewasa, biasanya dimulai rentang usia 19-29 tahun, sementara menurut Fischer (2008) dalam bukunya manyatakan quarter life crisis adalah periode krisis emosional yang terjadi pada usia awal 20-an disebabkan perasaan khawatir terhadap ketidakpastian hidup di masa depan seputar relasi, karier,dan kehidupan sosial.
Jika ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan berdampak pada karakter dari penerus bangsa, bagaimanapun juga generasi muda adalah generasi penentu perjalanan sebuah bangsa dimasa mendatang.
Oleh karenanya penguatan pendidikan karakter sangat diperlukan menurut John W. Santrock seorang psikolog pendidikan menyatakan,
“Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain.”.
Tak hanya itu diperlukan juga revitalisasi pengetahuan humaniora, sebagamana mantan Presiden RI BJ. Habibie katakan, ada tiga hal penting dalam pendidikan, yaitu agama, budaya dan ilmu pengetahuan yang disertai pengamalan teknologi.
Ketiganya harus berjalan sinergis, karena jika satu saja tidak ada dan timpang, potensi tergerusnya rasa cinta terhadap budaya bangsa dan hilangnya empati sosial akan kian membesar.
Dengan spirit sumpah pemuda, mari kita jaga negeri ini, melanjutkan perjuangan dengan sekuat tenaga membangun semangat nasionalisme sekaligus mempertahankan persatuan kesatuan dari segala bentuk kekuatan pemecah belah bangsa ini, terlebih sejarah berdirinya bangsa ini tak lepas dari peran pemuda, tak hanya itu mari perjuangan ini kita isi dengan melakukan pengabdian yang terbaik kepada masyarakat.
Pemuda identik dengan idealisme, agen perubahan, penyambung suara rakyat. Identitas ini jangan sampai pudar lekang dimakan zaman.
Peristiwa sejarah beserta perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Pemuda terus digulirkan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, sekaligus sebagai warning kepada kelompok-kelompok pemuda Indonesia bahwa idealisme dan kehadiran para pemuda akan membawa Indonesia kearah yang lebih baik, sebagaimana Tan Malaka ucap “idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”.
Selamat Hari Sumpah Pemuda, terus semangat berjuang melanjutkan cita-cita luhur bangsa.
Penulis : Moch. Efril Kasiono
Publisher : Udien