Trenggalek, LENSANUSANTARA.CO.ID – Salah satu Pondok Pesantren di Desa Masaran, Kecamatan Munjungan terancam ambrol akibat banjir bandang yang terjadi pada Jum’at malam (3/11) lalu. Sisi bangunan sudah menggantung dari tanah. Melihat kondisi ini, Bupati Trenggalek meminta ada penguatan tepi sungai dan rekayasa arus sungai. Selasa (08/11/2022)
Dalam tinjauannya, kepala daerah yang akrab disapa Gus Ipin, melihat posisi pondok sudah sangat mengkhawatirkan sehingga perlu ada penanganan segera. Ditakutkan bila ada banjir susulan, bangunan pondok ambrol tersapu ganasnya air.
Alat berat bantuan dari Walikota Surabaya disiagakan untuk melakukan penguatan menggunakan batuan sungai, sekaligus merekayasa aliran sungai sehingga tidak mengarah langsung ke pondok.
“Ini kita di Ngembes Desa Masaran Kecamatan Munjungan. Tepatnya di Pondoknya Kyai Solikhin, kalau kita lihat posisi sungai menghantam ke pondok dan mengancam pemukiman,” ungkap Bupati Trenggalek dalam tinjauannya.
Makanya kita, adakan rekayasa jalur sungai yang di sisi sebelah barat kita geser ke sebelah timur. Nanti penguatan terstruktur kita perkuat dengan Bronjong.
Kemudian yang tidak langsung menghadap ke struktur hanya untuk membentengi sungai nanti akan kita coba normalisasi. Tepinya akan kita benteng untuk menguatkan sisi sisi sungai.
“Alat berat ini kita dapat dari Surabaya, kita dipinjami Pak walikota 2 dan menunggu dari kementerian sosial. Kemudian di beberapa tempat kita juga menyewa dengan dana pemerintah dan swadaya masyarakat. Jadi kita melakukan penambahan volume dan penguatan di struktur struktur beresiko,” tandasnya.
Kyai Sholikin Mutohir, Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiatus Sholikin menjelaskan,Sabtu, Jumat malam kemarin puncak tertinggi banjir, sekira jam 12 malam. Anak anak sedang tertidur, kemudian ada suara gemuruh. Ada sebagian yang bangun dan melihat kondisi sudah seperti ini.
Kemudian kemarin juga, ada banjir susulan sehingga menambah keparahan bangunan gedung. Panjang sepadan sungai yang tergerus sepanjang kurang lebih 50 meter. Tokoh agama ini berharap, ada segera bantuan dari pemerintah sehingga proses belajar mengajar bisa segera dilaksanakan.
Menurutnya, 2020 lalu sudah ada upaya penanganan bronjongisasi oleh BPBD Jatim, namun pda musim penghujan ini lenyap diterjang banjir. “Dulu sudah dibronjong dari provinsi, saya rasa sudah kuat ternyata kalah dengan kuasa Allah,” tandas KH. Sholihin Mutohir.
Sedangkan Wahyu dari Dinas Sumber Daya Air Kota Surabaya manambahkan, penanganan pasca banjir di lokasi Ngembes, Desa Masaran Kecamatan Munjungan pihaknya menyampaikan, tekhnisnya melakukan rekayasa arus sungai. Tadinya yang sedikit ke timur di alihkan sedikit kebarat. Sehingga arus air lurus tidak menggerus ke pondoknya.
“Akan kita lakukan penguatan dengan batu sehingga air tidak semakin ketimur. Selanjutnya akan kita perkuat dengan Bronjong,” tutupnya. (Nov)