Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menyelenggarakan kegiatan Dialog Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Jember bertempat di Hotel Bintang Mulia, Rabu (5/7/2023).
Syamsul Hadi Direktur Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi salah satunya Direktorat KMA mendukung program kemajuan kebudayaan Kabupaten Jember. Di tahun 2023 memperhatikan komunitas budaya seperti seniman, budayawan dan pelaku permainan rakyat tradisional.
“Nanti akan menghadirkan seluruh perwakilan komunitas kebudayaan kabupaten Jember, kemudian dirjen ketemu dengan komunitas supaya di level antar pemerintah nyambung dengan paham paling tidak bisa nagih,” ucapnya.
Dengan kemajuan kebudayaan membangun gerakan bersama tanpa prinsip gotong royong untuk kebudayaan ini berat, selain itu juga program desa kemajuan melalui dana desa ada alokasi untuk kebudayaan.
“Prioritas yang hampir punah sudah mulai di tinggalkan seperti ngecung pelakunya mulai hampir habis sudah sepuh sepuh semua. Bagiamana Jember bisa menyelenggarakan festival ngecung karena di tapal kuda ngecung masih lumayan,” ungkap Hadi.
Menurutnya, tradisi ngecung banyak hal positif untuk generasi muda penerus kearifan lokal dari masing-masing wilayah atau daerah. Kemudian katanya yang hadir kurang lebih 50 komunitas termasuk komunitas keroncong dan wayang kulit.
“Pergeseran budaya terjadi di Jember suka tari kratif tetapi budaya yang lama ditinggalkan, oleh karena itu dengan gerakan ini yang lama tetep di tarik gerakan supaya tetap di lestarikan, paling tidak generasi muda harus tau sisi tari atau teater,” ujarnya.
Sementara itu, Endah Budiheriani Kepala Balai Pelestarian Budaya Wilayah 11 menambahkan, di Jember dinasnya sendiri harus punya greget untuk perlindungan cagar budaya, pihaknya berkolaborasi dengan dinas dan sudah menaruk jubel di situs-situs.
“Kami akan melakukan pendataan ulang, karena dulu kita sudah mempunyai data situs-situs yang ada di Jember kurang lebih 26 situs,” jelas Endah.
Lebih lanjut, untuk cagar budaya di Jember yang belum tersentuh nantinya akan segera ditindak lanjuti pendataan, khususnya dengan cagar budaya yang sudah ditetapkan objek cagar budaya.
“Situs di Jember paling di kenal duplang Arjasa, kami sudah menaruk jupel sehingga nantinya akan bergotong royong untuk kelestarian apa yang di sampaikan dirjen membuat narasi, nantinya untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (Dri).