Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Menyikapi berita di salah satu stasiun Televisi Nasional (TV), terkait adanya warga di Dusun Probosok, RT/RW : 03/03 Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara yang mengonsumsi nasi aking (sisa nasi dikeringkan) yang dimasak setiap hari ternyata settingan oleh oknum wartawan.
Berita diduga adanya yang di seting tersebut terungkap usai lensanusantara.co.id melakukan penelusuran langsung ke rumah pasangan suami istri Linda Riyana dan Sujanto yang setiap hari bekerja serabutan, mulai dari mencari pasir hingga mendulang emas di sungai.
Ditemui dirumah ibunya, Linda yang didampingi suaminya, Dinsos Banjarnegara dan Kominfo Banjarnegara ia mengaku, dalam berita yang sempat viral tersebut tidak semuanya benar sama sekali. Dan dirinya menceritakan bahwa yang disampaikan kepada wartawan beberapa waktu lalu kejadian yang dialaminya merupakan beberapa tahun lalu, sebelum mendapatkan bantuan seperti saat sekarang.
“Saat pertama kali ketemu di sungai satu orang, mengambil foto, lalu ditanya-tanya, dia ngakunya dari Banjarnegara. Saat datang kedua kalinya kesini berempat kalau tidak salah masih menanyakan hal itu, saat itu kan saya di rumah ibu karena lagi merawat dari opname, diajak yang rumah gubug yang sudah lama tidak ditempati, tapi barang-barang masih disana, sambil mengambil video, foto, dan kemudian itu disuruh memperagakan bagaimana cara masak nasi aking, kalau dikasih uang Rp 50 ribu, saya juga tidak tahu, saya dikasih ya saya terima,” ungkap Linda, Rabu (23/8/2023).
Hal senada juga disampaikan suaminya Sujanto, dirinya juga menganggap berita yang menampilkan dirinya tidak benar.
“Saya luruskan ya ini, saya tidak tahu dia wartawan atau apa, tahunya saya tamu. Waktu itu yang tiga orang, lihat nasi kering dijemur di tampah, terus ditanya ini buat apa, saya jawab, ini ya enak kalau dimakan kalau di olah, terus tanya lagi cara ngolah bagaimana, terus disuruh meragakan, saya tidak pernah makan nasi aking itu, namanya nasi sisa dijemur buat cemilan ibaratnya, kalau dulu-dulu memang pernah makan, tapi sekarang sudah dapat bantuan Bansos ada BLT, PKH, jadi begitu ceritanya. Dulu kan saya sering di perantauan hidupnya, juga pernah di Jakarta,” jelas Sujanto.
Ketua RT Kristiani juga ikut memberikan komentar kepada wartawan Lensa Nusantara, dirinya juga menyayangkan adanya berita yang tayang di TV Nasional itu, dia juga tegas menganggap apa yang ada di berita tersebut Hoaks.
“Tidak benar semua itu mas di berita, apalagi ada warga sampai sembilan hari tidak makan. Ibu Linda itu sering belanja sama saya ke warung, dan gubug yang di video itu bukan rumahnya, dia numpang di tanah kakaknya, kalau yang menyebutkan tinggal di bekas kandang kambing itu juga tidak benar, dulu gubug itu yang bantu warga sini, seperti asbes, seng. Kemarin wartawannya saat mengambil berita tidak koordinasi ke RT, RW, tahu-tahu viral, saya sangat kaget itu, kalau benar tidak masalah, tapi kalau gini malu-maluin, karena semua hoaks,” ungkap Kristiani.
Ketidakbenaran berita yang tayang di Televisi itu juga mendapatkan kecaman dari warga bernama Miskun, dirinya jengkel kalau Desanya viral adanya warga tidak bisa makan.
“Bu Linda itu sudah tidak menempati gubug sekitar dua bulan, dia tidur dirumah ibunya yang sakit, dia tinggal disini karena dulu ada problem sama salah satu saudaranya dan akhirnya tinggal tanah kakaknya ini, tidak ada warga Jalatunda sampai kelaparan, apalagi tidak makan sembilan hari, kita malu sebagai tetangga, la wong bantuan Bansos juga dapat, Jumat besok ini juga turun lagi bantuannya,” geram Miskun.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Jalatunda Satam juga ikut gerah adanya berita tersebut. “Berita hoax itu, tidak ada warga Jalatunda selama ini makan nasi aking, kalau nasi singkong, saya aja suka apalagi sampai kelaparan sembilan hari, ini saja saya baru pulang dari Baznas, ngurus surat-surat agar dapat bantuan rumah, dia kan sudah punya tanah disebelah rumah ibunya, kendalanya identitas karena mereka belum menikah, yang laki-laki itu warga Sampang, makanya tadi Kepala Baznas ngomong, kalau ingin bantuan suruh urus surat-suratnya dulu dan lacak ke Sampang Kebumen, karena dia asli sana katanya,” gerah Kades Satam.
Dalam pantauan wartawan, sebidang tanah yang akan ditempati Linda dan suaminya tersebut, terlihat sudah dikelilingi sebuah pondasi yang begitu kokoh di sebelah rumah ibunya yang tidak jauh dari lokasi Gubug. (Gunawan).