Blitar, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Toha Mashuri mengatakan pelaksanaan vaksinasi PMK Kabupaten Blitar menduduki peringkat 4 teratas se Jawa Timur setelah Kabupaten Malang, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Pacitan.
Tingginya capaian vaksinasi lebih dari 90% dari total populasi yang beresiko di Kabupaten Blitar karena didukung oleh besarnya animo masyarakat terhadap vaksin PMK yang secara nyata memberikan dampak menguntungkan bagi hewan ternak.
Disampaikan pula bahwa vaksinasi PMK memang sangat menguntungkan karena membentuk kekebalan, mencegah hewan ternak sakit, dan mencegah penularan penyakit antar hewan ternak, termasuk terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) khususnya pada penyakit PMK sehingga penyakit PMK terkendali dengan baik.
“Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan populasi ternak rentan terhadap PMK meliputi sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan rusa yaitu sebanyak 340.959 ekor yang menyebar di seluruh wilayah,” kata Toha Mashuri saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (7/11/2023).
Untuk diketahui bersama bahwa, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) muncul kembali di Indonesia pada April 2022 lalu dan menular di Kabupaten Blitar pada bulan Juni 2022 dengan total kasus 7.718 dengan kondisi tidak tertolong sebanyak 44 ekor dipotong paksa dan 4 ekor mati. Upaya dalam pencegahan dan pengedalian PMK secara maksimal yaitu dengan vaksinasi.
Maka Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Peternakan dan Perikanan menggalakkan vaksinasi PMK pada ternak yang rentan terhadap PMK seperti sapi perah, sapi potong, kambing, domba, kerbau, babi, dan rusa. Program vaksinasi ini dimulai pada Juni 2022 dan berlangsung hingga saat ini.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 739/KPTS/PK.300/M/2022 tentang Prosedur Operasional Standar Vaksinasi dalam Rangka Penanggunalangan Penyakit Mulut dan Kuku (Foot and Mouth Disease) vaksinasi PMK dilakukan dengan dosis kesatu, kedua, dan booster yang diulang setiap 6 bulan setelah pemberian booster serta dilaksanakan oleh dokter hewan, paramedik veteriner, dan petugas lain dengan penyeliaan dokter hewan.
“Vaksinasi PMK Kabupaten Blitar bergerak serentak mulai dari peternakan sapi perah hingga peternakan rakyat skala kecil yang menyasar pada sapi potong, kambing, domba, kerbau dan babi,“ tegasnya.
Dijelaskan pula, capaian vaksinasi PMK di Kabupaten Blitar sampai 7 November 2023 sebanyak 353.512 ekor ternak atau 103% dari yang ditargetkan yakni 341.700 ekor. Total vaksinasi Tahun 2022 sampai dengan Tahun 2023 sebanyak 433.445 ekor. Vaksinasi yang dilaksanakan sudah melebihi 90% dari total populasi ternak yang berisiko terhadap PMK.
Mendengar capaian vaksinasi PMK tersebut, Bupati Blitar, Hj. Rini Syarifah menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan yang telah bekerja keras.
Capaian ini menurutnya tidak boleh membuat lengah, kesehatan ternak harus tetap menjadi perhatian. Karena hal ini berpengaruh terhadap kualitas produksi daging dan susu. Untuk diketahui bahwa produksi daging Tahun 2022 dari sapi potong mencapai 1.752.260 kg dan produksi susu mencapai 40.216.337 kg.
“Saya minta bagi masyarakat yang ternaknya terkena PMK jangan panik. Kita akan terus berupaya menuntaskan masalah PMK ini,“ ujar Bupati Blitar.
Orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini juga berpesan, agar dinas terkait terus melakukan sosialisasi bahwa PMK ini tidak menular pada manusia. Daging sapi pengidap PMK masih bisa dimakan, kecuali jeroan dan lidah sapi. (Arif/ ADV/Kominfo)