Situbondo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo menyebut ada 43,5 persen dari 7.000 lebih remaja putri berpotensi mengalami anemia atau kekurangan darah merah.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinkes Situbondo, dr. Sandy Hendrayono kepada awak media di sela-sela acara kampanye aksi bergizi di Aula Lantai II Pemkab Situbondo, Selasa (14/11/2023).
“Lumayan banyak ya 43,5 persen dari 7.000 sekian remaja putri kita prevalensi untuk anemia. Karena mereka kurang makan protein, lebih banyak makan mie instan,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata dr. Sandy, di acara ini Dinkes Situbondo mengajak kepala sekolah SMP-sederajat dan SMA-sederajat untuk mensosialisasikan kampanye aksi gizi ini kepada pelajar putri di sekolahnya masing-masing. Sehingga deteksi dini remaja putri yang anemia bisa diketahui.
Saat ini, kata Arifin, SIHT tersebut sudah sampai tahap perencanaan. “Sekarang masih mengkonsep desainnya. Kalau sudah selesai tatapan ini nanti untuk pembangunannya nunggu arahan dari beliau (Bupati Situbondo -red), karena ini kan menyangkut anggaran yang cukup besar,” tegasnya.
Dengan adanya SIHT ini, lanjut Arifin, diharapkan dapat memutus peredaran hingga produksi rokok ilegal di Kota Santri Pancasila. Sebab Pemkab Situbondo akan menfasilitasi para kelompok tani tembakau hingga pengepul untuk bisa memproduksi rokok secara legal.
“Syarat untuk mendirikan pabrik rokok itu kan harus punya lahan sekitar 200 meter persegi. Nah kelompok tani dan pengumpul tembakau ini kan tidak bisa kalau menyediakan lahan seluas itu, makanya kami fasilitasi. Nantinya kami akan memakai sistem sewa SIHT,” pungkasnya.(Bbg/ADV)