Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Terjadi lagi di Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung, Kabupaten Jember seorang pasien bernama Madi, warga Desa Kasian Timur meninggal dunia diduga karena lalainya mendapat penanganan dari rumah sakit, Jum’at (17/11/2023).
Dani menuturkan, jika ayahnya diantar ke RSD Balung untuk diperiksa karena mengeluh sakit perut, kemudian dilakukan penanganan pertama diinfus dan diambil darahnya untuk mengetahui hasil penyakit.
“Setelah itu, ayah saya masih tetap mengeluh sakit perut tapi masih bisa diajak komunikasi, sekitar sampai pukul 11.00 WIB malam. Salah seorang perawat mendatangi ibu untuk ambil obat di farmasi dan minta darah,” tutur Andi.
Masih kata Dani, karena darah ayahnya rendah dan harus dilakukan transfusi darah. Namun, perawat tidak mengatakan kapan transfusi darah, kemudian lanjut Dani, pukul 01.00 WIB orang tuanya drop ketika diajak komunikasi sudah tidak merespon.
“Kondisi orang tua saya tidak ada perkembangan, mereka menjawab kami bukan dewa tidak bisa menyembuhkan orang langsung,” terangnya.
Selanjutnya, karena infus sering di otak-atik oleh perawat, jam 2 siang ungkap Dani, orang tuanya sudah tidak tertolong lagi dan meninggal.
“Sebelum saya meminta dirujuk ke RS Bina Sehat, namun pihak RSD Balung mengatakan tidak menerima pasien karena alasan komplikasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, meminta rujukan ke RS Soebandi dan disetujui namun ayahnya sudah koma dan meninggal dunia.
“Kami sangat menyesal pelayanan RSD Balung, padahal ini pasien darurat,” ketus Dani, nak Almarhum Madi yang meninggal di RSD Balung.
Ditempat terpisah, Humas RSD Balung Rangga A Akananta menyampaikan, pihaknya memohon waktu akan mengkroscek dukumen, baru bisa menjawab lebih lanjut kebenarannya jika pasien tersebut dirawat di RSD Balung.
“Sehingga, kondisi masuknya sampai kondisi pasien dinyatakan meninggal dunia, mungkin komunikasi pasien tidak sampai akhirnya sampai miskomunikasi disitu,” terangnya.
Ditanya terkait infus yang patah, pihak Humas RSD Balung Rangga menjelaskan, jika sekecil apapun tindakan suntik, infus dan lainnya itu sudah punya SOP-Nya.
“Kondisi jarum infus patah banyak faktor waktu masangnya kurang pas pasien bergerak, tidak semerta-merta infus dinyatakan mal praktek,” ujar Rangga.
Rangga menambahkan, bahwa RSD Balung tidak ada penundaan pelayanan masuk kamarnya telat atau karena kamarnya penuh.
“Karena teman-teman dilapangan bekerja sesuai dengan SOP, terkait dengan pelayanan kita tetap melakukan perbaikan dari manejemen dan RSD Balung selalu melakukan perbaikan,” pungkas Humas RSD Balung. (Dri).