Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Akibat ditundanya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara sepihak tanpa adanya koordinasi ke para Panitia Pelaksana dan para Calon Kepala Desa (Cakades) yang sudah terlanjur habis-habisan mengumpulkan tim dan sosialisasi. Sehingga ratusan masyarakat yang datang dari beberapa desa menggeruduk rumah dinas Bupati Banjarnegara disaat mendekati Hari Jadi ke-453 yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
seperti sebuah kado menjelang Hari Jadi Banjarnegara ke-453, kedatangan mereka bersama beberapa Cakades yang akan akan ikut dalam Pilkades itu karena ratusan massa menganggap seolah merasa dimainkan oleh Pemerintah, dan menuntut agar Pilkades pada tanggal 5 Maret 2024 mendatang tetap dilanjutkan.
Munculnya aksi tersebut, setelah adanya surat keputusan dari Kemendagri yang dimana untuk 57 Desa yang akan melaksanakan Pilkades di Banjarnegara ditunda dengan alasan Pemilu yang saat ini masih berlangsung kondusif. Hal itulah yang memunculkan kontra di masyarakat, apalagi dalam surat putusan tertulis juga Pilkades dilaksanakan setelah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Warga menganggap semua itu hanya akal-akalan dan permainan Pemerintah, agar bisa mengulur waktu tentang pengesahan RUU perpanjangan Kepala Desa bisa disahkan, sehingga nantinya Pilkades dibatalkan.
Dalam aksi tersebut, 20 perwakilan dari Desa Banjarmangu, Kaliajir, Masaran, Sarwodadi, Pucang, Darmayasa, Gumiwang, Joho, Biting, Kalitengah diterima langsung oleh Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto di kantor dinasnya yang berada di belakang Pendopo Dipayudha Adigraha.
Menurut salah satu warga dari Desa Kalitengah kepada lensanuaantara.co.id menegaskan, sangat kecewa sekali dengan penundaan Pilkades ini, menurutnya semua calon hingga desa sudah banyak anggaran dan tenaga yang sudah dikeluarkan.
“Sangat kecewa sekali, seolah semua ini hanya permainan, masak semua tahapan sudah dilaksanakan hanya tinggal pencoblosan tahu-tahu ditunda sampai Pilkada,” kesal Wanto, Kamis, (22/2/2024).
Siswanto juga mengatakan, jika tuntutan mereka tidak dikabulkan, maka kemungkinan akan ada lagi pergerakan massa yang lebih besar lagi.
“Jika tidak dilaksanakan akan menurunkan massa lebih banyak dari semua desa yang melaksanakan Pilkades, karena ini sudah mengecewakan masyarakat,” tegas Wanto.
Massa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 18.30 WIB dengan rasa kecewa karena dari pihak Pj Bupati sama sekali tidak bisa memberikan jawaban pasti. (Gunawan)