Opini

Pimpinan Ideal Dalam Prespektif Psikologi Politik dan Psikologi Islam

×

Pimpinan Ideal Dalam Prespektif Psikologi Politik dan Psikologi Islam

Sebarkan artikel ini
Rizky Sembada, SE., M.M.,M.Psi
Rizky Sembada, SE., M.M.,M.Psi

LENSANUSANTARA.CO.ID – Dalam konteks perkembangan kehidupan bermasyarakat, baik dalam skala lokal maupun nasional, pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah dan keberhasilan suatu Daerah mupun bangsa. Kepemimpinan yang baik tidak hanya berkaitan dengan keberhasilan dalam mencapai tujuan-tujuan pragmatis, tetapi juga dalam memperhatikan aspek-aspek psikologis, Etika & moralitas yang mendasar.

Dalam Islam,Seorang Pemimpin harus memahami kaidah syariat karena pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar dan di tuntut untuk dapat memberikan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat yg Ia pimpin.hal sangat ditekankan, di dalam Islam baik dalam Al-Quran maupun dalam Asunnah Nabi Muhammad SAW. Beberapa karakteristik utama dari seorang pemimpin yang baik dalam konteks Islam antara lain:
Pemimpin Islam harus adil dalam semua keputusan dan perlakuan terhadap semua orang, tanpa memihak atau diskriminatif terhadap siapa pun.Selain itu pemimpin harus memiliki kesadaran dan ketakwaan kepada Allah SWT, sehingga semua tindakan dan keputusannya berdasarkan pada prinsip-prinsip agama Islam.Pemimpin juga dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual dan strategi yang baik dalam mengambil keputusan yang tepat dan berpikiran jernih.Pemimpin juga harus mengedepanlan Etika dan Menjujung tinggi nilai nilai Moralitas,Dengan mempraktikkan karakteristik ini, seorang pemimpin dapat menjadi teladan yang baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakatnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Example 300x600

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Profesor Azyumardi Azra yang bwrjudul “Politik Islam: Teori dan Praktik” Buku ini membahas berbagai aspek politik dalam konteks Islam, termasuk konsep-konsep kepemimpinan, partisipasi politik, dan hubungan antara agama dan negara dalam tradisi Islam. Azyumardi Azra menyajikan analisis yang mendalam tentang bagaimana nilai-nilai Islam dapat membentuk pola pikir dan tindakan politik dalam masyarakat modern. Buku ini memberikan wawasan yang kaya dan mendalam bagi pembaca yang tertarik untuk memahami kompleksitas politik Islam dalam konteks zaman sekarang.
Profesor Azyumardi Azra. Beliau adalah seorang cendekiawan Muslim terkemuka asal Indonesia yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam, sejarah, dan politik. Azyumardi Azra telah menulis banyak buku dan artikel yang membahas tentang hubungan antara Islam, politik, dan masyarakat modern. Dalam karyanya, Profesor Azyumardi Azra sering membahas konsep-konsep kepemimpinan dalam Islam, termasuk aspek-aspek psikologisnya. Dia menguraikan bagaimana nilai-nilai Islam seperti keadilan, kejujuran, dan kepedulian dapat membentuk kepemimpinan yang berkualitas dan berkelanjutan. Selain itu, beliau juga mempertimbangkan dinamika politik modern dan bagaimana konsep-konsep Islam dapat diimplementasikan dalam konteks politik kontemporer. Azyumardi Azra juga dikenal sebagai seorang intelektual yang aktif dalam memberikan pandangan terkait isu-isu sosial, politik, dan keagamaan yang relevan dengan masyarakat Indonesia. Diskusinya tentang hubungan antara psikologi, politik, dan Islam sering kali memberikan wawasan yang berharga bagi masyarakat luas, para pemimpin, dan akademisi.
Karya para tokoh Intelektual lainya juga begitu banyak yang apabila kita perduli dan mau membacanya maka bisa memberikan kontribusi penting dalam memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam konteks kepemimpinan dan politik modern.

Untul itu Dalam tulisan kami akan menyajikan konsep-konsep kepemimpinan yang baik dari perspektif psikologi Islam dan politik.
Perspektif Psikologi Islam
1.Kepemimpinan Berdasarkan Akhlak: Psikologi Islam menekankan pentingnya kepemimpinan yang berlandaskan akhlak yang baik. Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mempraktikkan nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan kesabaran.

2.Pemahaman tentang Kepemimpinan Proaktif:
Dalam psikologi Islam, kepemimpinan tidak hanya ditinjau dari sudut pandang praktis, tetapi juga spiritual. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyatnya serta berusaha untuk mengatasi permasalahan dengan cara yang proaktif dan solutif.
3.Keseimbangan Antara Otoritas dan Kepedulian:
Psikologi Islam mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu menjaga keseimbangan antara memiliki otoritas dan kepedulian terhadap kepentingan rakyatnya. Otoritas tanpa empati dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakstabilan sosial.

Perspektif Psikologi Politik
1.Pemahaman akan Dinamika Kekuasaan:
Psikologi politik mempelajari bagaimana kekuasaan dan otoritas dipertahankan dan digunakan oleh pemimpin. Seorang pemimpin yang baik harus memahami dinamika ini dengan baik agar dapat membangun kemitraan yang kuat dan menjaga stabilitas politik.

2.Kepemimpinan Transformasional: Teori kepemimpinan transformasional dalam psikologi politik menekankan pentingnya seorang pemimpin untuk menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan bersama.

3.Empati dan Kecerdasan Emosional: Seorang pemimpin yang baik juga harus memiliki tingkat empati yang tinggi dan kecerdasan emosional yang baik. Dengan memahami perasaan dan kebutuhan bawahan, pemimpin dapat membangun hubungan yang kuat dan memenangkan dukungan mereka.
Pemimpin yang baik dari sudut pandang emosional dalam psikologi adalah mereka yang memiliki kesadaran yang kuat tentang emosi, baik emosi mereka sendiri maupun emosi orang lain di sekitar mereka karakteristik utama dari pemimpin yang baik secara emosional antara lain Pemimpin yang baik secara emosional mampu mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri dengan baik. Mereka memiliki pemahaman yang dalam tentang bagaimana emosi mereka mempengaruhi tindakan dan keputusan mereka. Selain itu pemimpin yang emosionalnya baik mampu memahami dan merasakan emosi orang lain. Mereka dapat mengambil perspektif orang lain dan menanggapi dengan empati terhadap kebutuhan, perasaan, dan harapan anggota tim.
Dalam hal Kemampuan Mengelola Konflik seorang pemimpin yang baik secara emosional mampu mengelola konflik dengan bijaksana dan memfasilitasi solusi yang memuaskan untuk semua pihak. Mereka tidak terbawa emosi negatif saat menghadapi konflik dan mampu menjaga keadaan tetap tenang dan terkendali. Selain itu pemimpin yang baik secara emosional terbuka terhadap umpan balik dari anggota tim mereka. Mereka tidak merasa terancam oleh kritik dan dapat menggunakan umpan balik untuk belajar dan tumbuh sebagai pemimpin.Dalam hal yang sulit pemimpin yang baik secara emosional memiliki sikap optimis dan keuletan yang tinggi dalam menghadapi tantangan. Mereka mampu membangkitkan semangat dan motivasi tim dalam situasi yang sulit karena pada hakikatnya pemimpin yang baik secara emosional memiliki tingkat kesabaran dan ketenangan yang tinggi dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian. Mereka tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dan mampu menjaga keadaan emosional tim tetap stabil.
Pemimpin yang memperhatikan aspek-aspek emosional ini cenderung mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif, kolaboratif, dan produktif. Mereka tidak hanya berfokus pada hasil yang dicapai tetapi juga pada kesejahteraan emosional dan psikologis dari orang-orang yang mereka pimpin. Dalam rangka menciptakan kepemimpinan yang baik dan berkelanjutan, perlu adanya integrasi antara nilai-nilai psikologi Islam yang berlandaskan pada akhlak dan moralitas, dengan konsep-konsep dan teori dalam psikologi politik yang memahami dinamika kekuasaan dan interaksi sosial. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan komprehensif seperti ini, kita dapat membangun kepemimpinan yang mampu membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat secara menyeluruh.

Di akhir tulisan Ini Penulis mengajak seluruh pembaca semua untuk berdoa kepada Allah,Semoga Allah memberikan kepada kita Para Pemimpin yang adil ,bijaksana ,ber etika dan menjunjung tinggi nilai nilai moralitas sehingga Cita cita bangsa indonesia yg makmur & berkeadilan bagi seluruh rakyat dapat terwujud, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur sebuah negeri yang terkumpul didalamnya segala kebaikan sumber daya alamnya dan terkumpul didalamnya kebaikan perilaku para penduduknya.(Sumberdaya manusianya). Aamiin

Oleh : Rizky Sembada S.E.,M.M,.M.Psi

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.