Pendidikan

SMPK Indra Prastha Bondowoso Bekali Guru dan Siswa Bedah Soal Literasi-Numerasi Asesmen Nasional

×

SMPK Indra Prastha Bondowoso Bekali Guru dan Siswa Bedah Soal Literasi-Numerasi Asesmen Nasional

Sebarkan artikel ini
Kepala SMPK Indra Prastha Bondowoso
Bedah Soal Literasi-Numerasi Asesmen Nasional di SMPK Indra Prastha Bondowoso.

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 17 Tentang Asesmen Nasional (AN) dan sudah diterapkan di sekolah-sekolah.

Merespon Permendikbud Ristek tersebut dan penerapanya, terutama menyangkut dengan literasi dan numerasi siswa, SMPK Indra Prastha Bondowoso, mengadakan Bedah Soal Literasi dalam Asesmen Nasional (AN), Jumat (26/7/2024).

Example 300x600

Acara Bedah Soal Literasi dalam Asesmen Nasional dihadiri oleh guru dan siswa SMPK Indra Prastha, dibuka langsung oleh Andik Sastianto selaku Kepala SMPK Indra Prastha Bondowoso. Acara digelar di Aula SMPK mulai pukul 08.00 sampai pukul 11.00 WIB.

Dalam sambutannya, Andik Sastianto menyampaikan bahwa acara ini digelar dalam rangka meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi bagi guru dan siswa. Hal itu juga sebagai persiapan bagi guru dan siswa menghadapi Asesmen Nasional tahun 2024 melalui proses belajar mengajar berbasis literasi dan numerasi.

Narasumber yang dihadirkan dalam forum tersebut adalah Instruktur Nasional Literasi, dan Fasilitator Nasional pembelajaran terintegtasi literasi-numerasi, Mohammad Hairul, M.Pd.
Dalam kesempatan itu, Hairul mengatakan, salah satu akar masalah rendahnya kemampuan literasi, karena rendahnya kompetensi dalam penguasaan membaca teks informasi.

Di samping itu, kata Hairul, kompetensi membaca teks sastra di kalangan siswa juga masih sangat minim. Di perparah lagi, kurangnya penerapan praktik pembelajaran yang inovatif di sekolah-sekolah yang membuat siswa bisa mengalami pembelajaran terintegrasi literasi-numerasi dengan menyenangkan.

Sementara itu, berkaitan dengan akar masalah rendahnya kemampuan numerasi peserta didik, Mohammad Hairul memaparkan, karena rendanya kompetensi pada domain membaca data, ketidakpastian (peluang), dan minimnya  kompetensi pada domain aljabar. Juga termasuk terhadap data yang disajikan berupa infografis.

“Semua itu, merupakan faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi dan numerasi peserta didik berdasarkan hasil eksplorasi terhadap akar masalah di Rapot Pendidikan,” papar Hairul yang juga merupakan Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso.

Untuk mengatasi hal itu Hairul menyarankan kepada peserta didik agar senantiasa meningkatkan pengembangan diri dan guru harus mendorongnya. Terkait kecakapan literasi, ia juga meminta  bisa dilakukan melalui plat form merdeka mengajar (PMM).

Tak kalah pentingnya, kata Hairul, mendesak juga dilaksanakan kegiatan pengembangan minat baca peserta didik, pemberdayaan perpustakaan, dan pemanfaatan perpustakaan pendidikan nonformal. 

Kemudian pada kesempatan itu, Hairul memberikan trik dan tips dalam merancang soal asesmen kompetensi minimum (AKM), dengan konteks stimulus yang membuat siswa mau berliterasi yang memiliki penasaran yang mendalam tentang teks soal yang disajikan.

Kemudian guru melanjutkan mendesain soal yang bervariatif meliputi: soal pilihan ganda, esay, isian singkat, soal menjodohkan, dan pilihan ganda komplek dengan beragam konteks sosial budaya, konteks saintifik dan konteks personal.*

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.