Malang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Debat terakhir dalam rangka Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Malang 2024 menyuguhkan atmosfer yang penuh antusiasme dan ketegangan. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati berlomba-lomba menunjukkan kemampuan dan visi mereka untuk membawa Kabupaten Malang menuju kemajuan, dengan membahas isu-isu penting yang menyentuh kehidupan masyarakat, seperti dampak pandemi Covid-19, investasi, pengembangan pariwisata, dan target Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Debat dimulai dengan sejumlah pertanyaan tajam, yang memperlihatkan perbedaan visi antara pasangan calon. Pada sesi ini, pasangan nomor urut dua mengajukan pertanyaan yang menyoroti kinerja pemerintahan selama pandemi Covid-19.
Gunawan, calon Bupati dari pasangan GUS, mengungkapkan ketidakpuasannya dengan alasan yang dikemukakan oleh petahana, Sanusi, mengenai dampak pandemi yang dianggap menghambat program pembangunan.
“Kenapa dulu saat menjabat, Covid-19 dijadikan kambing hitam sebagai alasan tidak berjalannya program pembangunan jalan? Apakah visi misi Paslon 01 tidak sejalan dengan program pemerintah pusat, sehingga pembangunan tidak berjalan?” tanya Gunawan dengan tegas.
Sanusi, calon petahana Bupati Kabupaten Malang dari pasangan nomor urut satu, memberikan penjelasan yang memadai terkait hal ini. Ia menanggapi dengan data dan fakta yang kuat, menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah memberikan bantuan sebesar Rp 2 triliun untuk Kabupaten Malang selama masa pandemi. Namun, ia juga mengkritisi sikap pemerintah provinsi yang tidak memberikan dukungan yang signifikan, bahkan mencabut bantuan Rp 10 miliar yang sempat dijanjikan.
“Sebagai anggota DPRD Provinsi, seharusnya Gunawan paham situasi yang terjadi. Selama dua tahun ini, saya berfokus pada upaya penyelesaian infrastruktur yang menjadi kewajiban kita. Saya juga berhubungan langsung dengan pemerintah pusat untuk memastikan Kabupaten Malang tidak tertinggal,” jelas Sanusi dengan penuh keyakinan.
Salah satu topik yang cukup mencuri perhatian dalam debat adalah mengenai strategi pengembangan ekonomi dan peningkatan PAD. Kedua pasangan calon saling beradu argumen terkait bagaimana cara terbaik menarik investor untuk berinvestasi di Kabupaten Malang.
Sanusi menekankan pentingnya menarik investor luar negeri untuk meningkatkan PAD dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Ia menjelaskan bahwa selama masa jabatannya, berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, salah satunya melalui penyederhanaan perizinan dan peningkatan infrastruktur.
Namun, Gunawan HS dari pasangan GUS mengungkapkan pandangan berbeda. Ia lebih memilih untuk mengutamakan investor lokal, khususnya masyarakat Kabupaten Malang, dalam pembangunan ekonomi daerah. Gunawan berpendapat bahwa melibatkan masyarakat lokal sebagai investor akan membuat dampak ekonomi lebih merata, karena keuntungan dari investasi dapat langsung dirasakan oleh warga setempat.
“Penting untuk mengutamakan peran masyarakat dalam pembangunan. Dengan melibatkan investor lokal, kita bisa menciptakan ekonomi yang lebih inklusif, di mana setiap lapisan masyarakat merasakan manfaatnya,” tegas Gunawan.
Isu tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga menjadi bahan perdebatan sengit. Pasangan GUS menantang petahana Sanusi untuk menjelaskan lebih rinci mengenai upaya yang dilakukan untuk mencapai target PAD Kabupaten Malang yang ambisius.
“Bagaimana Paslon 01 berencana untuk mencapai target PAD yang telah ditetapkan? Apa strategi yang lebih jelas dan efektif, mengingat program-program sebelumnya belum terbukti maksimal?” tanya Gunawan, menggali lebih dalam tentang rencana petahana.
Menanggapi pertanyaan ini, Sanusi menjelaskan bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan PAD adalah dengan memperbanyak objek pajak, seperti pembangunan hotel, restoran, dan objek wisata lainnya. Sanusi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam mewujudkan target PAD yang lebih tinggi.
“Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan sektor pariwisata dan memperbaiki sektor-sektor yang potensial, termasuk melalui pembangunan fasilitas-fasilitas publik yang dapat menjadi objek pajak,” ungkap Sanusi, sambil menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai level pemerintahan.
Debat akhir Pilbup Kabupaten Malang 2024 ini benar-benar menguji kemampuan kedua pasangan calon dalam merancang masa depan daerah. Dari isu-isu terkait ekonomi, infrastruktur, hingga PAD, kedua paslon memaparkan solusi-solusi yang sangat berbeda. Bagi masyarakat Kabupaten Malang, debat ini menjadi kesempatan berharga untuk lebih memahami visi dan misi kedua pasangan calon, serta memilih pemimpin yang dianggap mampu membawa perubahan positif bagi daerah ini.
Dengan berbagai perdebatan dan argumen tajam yang disampaikan, Pilbup Kabupaten Malang 2024 semakin menunjukkan betapa pentingnya pemilihan ini bagi masa depan daerah. Kini, keputusan ada di tangan rakyat untuk memilih pemimpin yang dapat membawa Kabupaten Malang menuju kemajuan yang lebih baik.