Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Maraknya oknum yang menjual beberapa souvenir berbagai produk seperti kalender, taplak meja,baju hingga foto Presiden dan Wakil Presiden dengan mengatasnamakan wartawan, membuat keresahan di kalangan pejabat, terutama tingkat bawah seperti Kades dan Camat. Hal itu terungkap setelah adanya salah satu surat yang dimana didalam isi tersebut menggunakan modus untuk sosialisasi.
Tidak hanya itu, para oknum sales yang yang mengatasnamakan wartawan juga terang-terangan mematok harga yang bervariasi, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu.
“Sini sering mas, ada oknum wartawan datang modus membawa barang seperti taplak meja, kalender. Untuk meyakinkan, mereka juga bawa surat perintah dari redaksinya, aslinya kalau kerjasama kami tidak masalah, harganya itu yang kadang tidak masuk akal, kan kami harus masuk LPJ juga kalau belanja, masak kalender taplak meja harganya Rp 200 ribu kadang ada yang Rp 500 ribu, mau beli kemahalan tidak dibeli gimana, kadang bingung juga, sampai Kades saya juga kadang ngeluh kalau ada oknum wartawan bawa produk gitu,” ungkap salah satu Sekdes yang tidak mau disebutkan namanya, Jumat, (29/11/2024).
Sementara menurut Kepala Desa Ambal, Kecamatan Karangkobar Supriyanto menyatakan, sangat mengapresiasi kunjungan rekan-rekan media di lingkungan Pemerintah Desa sebagai bentuk silaturahmi sekaligus kontrol sosial melalui media, namun di sisi lain dirinya menyayangkan ketika kode etik jurnalistik diabaikan, yang mengakibatkan muncul celah bagi oknum tertentu untuk memanfaatkan keadaan.
“Saya sebagai kepala desa mendukung kinerja wartawan yang profesional, namun terkait dengan oknum yang mengatasnamakan wartawan yang menjual belikan sesuatu barang ke instansi dengan harga yang fantastis yang tidak sesuai dengan harga pasar kami kecewa apalagi ada unsur pemaksaan dan intimidasi, itu akan mencoreng nama baik semua wartawan yang benar-benar menjunjung tinggi kode etik,” ujar Supriyanto, Jumat, (29/11/2024).
Menanggapi permasalahan tersebut, Wakil Forum Wartawan Banjarnegara (FWB) Arief Ferdianto sangat menyayangkan dan ikut menyoroti masalah tersebut yang dianggap mencoreng nama baik profesi wartawan.
“Forum Wartawan Banjarnegara menegaskan, bahwa oknum wartawan atau media yang seperti itu, tidak tergabung di wadah kami yaitu FWB, karena di Forum kami semua media jelas dan Terverifikasi Dewan Pers, jadi jika ada yang mengaku anggota FWB bisa menghubungi kami,” tegas Arief.
Arief juga menambahkan, bahwa tugas dan fungsi wartawan, itu bukan menjual produk, tetapi mencari berita dan informasi untuk kepentingan publik.
“Peran dan tugas seorang wartawan setahu saya tidak seperti itu, melainkan menginformasikan kepada publik melakukan melalui sebuah berita yang bisa dikonsumsi masyarakat, karena dalam aturan itu tidak ada wartawan berjualan sebuah produk,” pungkas Arief.