Pangandaran, LENSANUSANTARA.CO.ID – Curah hujan tinggi di pertengahan bulan Desember membuat sejumlah pemukiman warga dan sawah hektare di wilayah Kabupaten Pangandaran terendam banjir. Tepatnya di desa maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran yang terendam banjir ini pun menimbulkan banyak kerugian bagi petani. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Mereka merugi karena dipastikan gagal tanam. Terlebih lagi, tanaman padi mereka masih berusia satu bulan bahkan ada yang 1 minggu adapula yg baru tanam dan tabur benih.(Jum’at, 24/01/2025)
Permukaan air yang menggenangi sawah sudah berlangsung selama 2 bulan sejak 8 desember 2024. Sebelumnya, para petani baru saja memulai masa tanam. Namun, nasib buruk menimpa mereka saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan ditambah kiriman air dari tetangga desa.
“Arip (24) tokoh pemuda asal dusun anggaraksan ke awak media mengatakan, “sawah baru sebulan bahkan beberapa hari ditanam sudah terendam banjir, kemudiaan sedikit surut tanam lagi baru 2 minggu ada yang 3 minggu direndam lagi. Pasti akan segera busuk,” Katanya.
Apalagi dengan curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, ditambah dengan kiriman air dari dua desa yakni desa Kertajaya dan desa Sukamaju, serta buruknya sistem drainase pembuangan yang kurang maksimal, menjadi penyebab utama banjir di wilayah ini. “ ungkapnya”.
“Kiriman air dari tetangga desa dari 2 desa tersebut menambah debit air di desa kami ditambah debit air di sungai ciseel yang terus naik. Akibatnya, sawah dan pemukiman warga juga terkena dampak terutama di dusun anggaraksan yang sudah hampir dua bulan direndam air,” jelasnya.
Sementara menurut Kartim, Kepala dusun anggaraksan menjelaskan, jika lebih dari 50 hektare persawahan di dusunya terendam banjir termasuk pemukiman warga. Petani memperkirakan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Jika hujan terus menerus, tanaman padi yang tersisa dan baru berumur satu sampai dua puluh hari dipastikan akan busuk dan gagal panen. Selain merendam persawahan, banjir juga menggenangi jalan-jalan dan pemukiman di dusun anggaraksan setinggi 20 sampai 40 Cm. “ ucapnya “.
“Hal ini tentu mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan pemukiman di dusun kami terendam. Kondisi ini menyebabkan harapan petani turut sirna untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik dari panen sebelumnya.”ujarnya
Letak geografis Desa Maruyungsari diapit oleh dua sungai besar yaitu citanduy dan ciseel dan sulitnya air keluar dari lahan pertanian dan pemukiman warga yg hanya mengandalkan jalur pembuangan desa paledah yang kini penuh dengan tumbuhan liar seperti enceng gondok yang semakin memperparah kondisi. “Pungkasnya”. (N. Nurhadi)