Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dugaan kasus pengancaman yang terjadi di Desa Pucang Anom, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso yang dialami oleh satu keluarga terus bergulir, pihak pelapor tegas tidak mau damai dengan pihak terlapor.
Salah satu pelapor, Siti Romla, menuturkan kejadian dugaan pengancaman itu dilakukan oleh tetangganya sendiri inisial (SA) yang terjadi pada Sabtu 15 Maret 2025 lalu, sekitar pukul 18:30 WIB di di depan rumahnya.
Menurut Romla, saat itu SA datang bersama anaknya inisial AI mengendarai sepeda motor, kemudian AI memanggil-manggil pak Bunawi (Bapak dari Romla.red) dari luar pagar rumahnya.
“Waktu itu ibu yang keluar duluan karena mendengar si AI ini manggil bapak dan nantang carok” kata Romla, kepada lensanusantara.co.id, Jumat (16/5/2025).
Mendengar keributan itu, Romla dan suaminya beserta pak Bunawi kemudian juga keluar membuka gerbang pagar.
“Ketika bapak keluar, si SA ini menghampiri bapak sambil memegang celurit, posisi saya di belakang bapak sambil merekam video sebagai bukti aksi pengancaman kepada orang tua kami,” ungkapnya.
Kemudian, kata Romla, tak berselang lama, saat SA berhadapan dengan pak Bunawi sambil mengacungkan celurit, datang lagi 1 orang yakni anak dari SA.
“Semua 3 orang, yang pegang sajam SA, didampingi 2 anaknya,” ucap Romla.
Romla mengungkapkan, akibat kejadian tersebut membuat pihak kaluarganya shock, trauma dan ketakutan serta jiwa keluarganya terancam. Bahkan anaknya yang masih dibawah umur juga mengalami shock dan trauma.
“Karena jiwa kami terancam, maka kami melapor ke Mapolres Bondowoso seketika itu juga” tutur dia.
Saat ini Siti Romla sudah menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan/Penyidikan (SP2HP) dari Polres Bondowoso. Di mana status yang awalnya Laporan Pengaduan Masyarakat (LPM) sekarang menjadi Laporan Polisi (LP).
Ia juga menegaskan bahwa sudah membuat surat pernyataan tidak mau damai dengan pihak terlapor, mengingat kejadian ini diakuinya sudah beberapa kali terjadi. Surat tersebut sudah disampaikan ke penyidik.
“Sebagai efek jera agar tidak mudah sok jago dan sewenang – wenang kepada siapapun, kami ingin hidup damai. Kami juga yakin polisi tidak akan membiarkan aksi premanisme menjadi ancaman bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara pihak – pihak terkait belum bisa dikonfirmasi.