Pemerintahan

100 Miliar Lebih Dianggarkan Pemkab Bondowoso untuk Tangani Stunting, Ini Hasilnya

47
×

100 Miliar Lebih Dianggarkan Pemkab Bondowoso untuk Tangani Stunting, Ini Hasilnya

Sebarkan artikel ini
Anisatul Hamidah, Pj Sekda Bondowoso, diwawancarai awak media, di Kantor Pemda setempat, Rabu (11/6/2025). (Foto: Ubay/Lensanusantara.co.id)

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pada awal 2024 lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso mengalokasikan anggaran 101 miliar, plus anggaran belanja susu senilai 1,9 miliar untuk mempercepat penurunan angka stunting di bumi Ki Ronggo.

Pj Sekda Bondowoso, Anisatul Hamidah, mengatakan per- Juni 2025 ini penurunan angka stunting di Kabupaten Bondowoso 11,2 persen.

Example 300x600

Terkait besarnya anggaran yang dialokasikan untuk pengentasan stunting ini, Anis mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya melihat dari sisi anggaran, tapi juga inovasi yang sudah dilakukan dan pencapaiannya.

“Kita dorong tiap perangkat daerah dan kecamatan  bahkan juga desa memiliki pencapaian terkait inovasi untuk menekan angka stunting” kata Anis, usai rapat Penilaian Kinerja Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting, di Kantor Pemda setempat, Rabu (11/6/2025).

BACA JUGA :
Nasim Khan Gelar Sosialisasi PGEO Dalam Proses Transisi Energi Bersih dan Berkelanjutan

Anis menegaskan, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) sudah menggerakkan semua sektor untuk masing-masing kecamatan agar punya inovasi menangani stunting.

Dia memaparkan, tiap-tiap kecamatan memiliki inovasi bervariasi sendiri, misal seperti di Kecamatan Cermee, sebagai upaya penurun stunting, pihak Kecamatan bekerjasama dengan para pengusaha diwilayah setempat, sebagai support kontribusi para pengusaha terhadap penurunan stunting.

Para pengusaha itu diberi pilihan kontribusi apakah akan memberikan telur, susu atau daging bagi masyarakat terdampak stunting.

“Targetnya ke depan seminim mungkin, sekecil mungkin angka stunting di Bondowoso ini” harapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Mohammad Yasin, mengungkapkan bahwa anggaran besar yang dialokasikan jika dibanding dengan target saat ini, maka sudah sesuai.

BACA JUGA :
Dandim 0822 Bondowoso Hadiri Pisah Kenal Sekda Bondowoso

“Jika anggaran itu disesuaikan dengan target, maka sudah sesuai. Sebenarnya taget kita 17 persen, tapi pencapaiannya 11, 2 persen,  ini kan lebih. Artinya sudah melebihi target penurunan angka stunting di tahun 2025 ini,” ujarnya.

Dokter Yasin mengatakan, pemerintah jauh-jauh hari sudah melakukan intervensi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya stunting, seperti melakukan intervensi kepada kaum perempuan usia remaja.

“Mereka siap untuk tidak melahirkan bayi stunting, tentu dengan edukasi yang kami sampaikan terkait reproduksi,” ucapnya.

Pihaknya berharap angka stunting d Bondowoso terus mangalami penurunan, atas dukungan dan kerjasama semua pihak.

Sebagai informasi, berikut definisi stunting yang dihimpun dari berbagai sumber.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan—mulai dari kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

BACA JUGA :
Bocah Penderita Sesak Asal Maskuning Wetan Mendapat Respon Positif Dari Berbagi Kalangan.

Ciri-ciri stunting:

  • Tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya.
  • Pertumbuhan fisik dan perkembangan otak melambat.
  • Anak bisa terlihat lebih muda dari usianya.
  • Dalam jangka panjang, bisa memengaruhi kecerdasan dan produktivitas saat dewasa.

Penyebab utama stunting:

  • Kurang gizi kronis, terutama dalam masa kehamilan dan awal kehidupan anak.
  • Infeksi berulang, seperti diare atau infeksi saluran pernapasan.
  • Kurangnya asupan makanan bergizi dan pola makan yang tidak seimbang.
  • Sanitasi dan kebersihan buruk, termasuk akses air bersih dan toilet.
  • Kurangnya stimulasi dan pengasuhan yang baik untuk perkembangan anak.