Lingga, LENSANUSANTARA.CO.ID – Seleksi Tilawah Qur’an dan Hadis (STQH) Ke-XI Provinsi Kepulauan Riau di Kota Tanjungpinang, menjadi panggung unjuk gigi bagi para pelaku UMKM dan pengrajin lokal Lingga.
Dalam gelaran Bazar yang berlangsung saat kegiatan tersebut, Produk-produk unggulan UMKM dan tenun khas Lingga mencuri perhatian dan sukses membukukan penjualan yang memuaskan.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Lingga bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan ragam produk khas daerah, mulai dari kerajinan tenun hingga makanan olahan tradisional.
“Alhamdulillah, sambutan masyarakat sangat luar biasa. Produk-produk seperti Tudung Manto dan Tudung Saji laris terjual. Demikian juga Dodol Dabo, Terasi Dabo, Lampam Dabo, hingga Kerupuk Rota, semuanya habis diborong pengunjung,” ujar Susi Yenti, Kabid Koperasi dan UMKM Disperindagkop Lingga yang juga menjabat Sekretaris Dekranasda Kabupaten Lingga, pada Minggu (22/6/2025).
Susi juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan penuh Kepala Dinas dan Ketua Dekranasda Lingga, yang dinilainya sangat berperan dalam mendorong geliat ekonomi kreatif di tingkat akar rumput.
Plt Kepala Disperindagkop UMKM Lingga, Febrizal Taufik, menegaskan komitmennya untuk terus mengangkat produk lokal Lingga ke level yang lebih tinggi.
“STQH Kepri ini bukan sekadar ajang religi, tapi juga etalase ekonomi kreatif. Kami ingin produk UMKM dan kerajinan Lingga dikenal luas, tak hanya di Kepulauan Riau, tapi juga menembus pasar nasional bahkan internasional,” ungkap Febrizal.
Ia juga menyebut bahwa beberapa produk UMKM Lingga sudah mulai menjangkau pasar luar negeri, yang membuktikan bahwa kualitas dan daya saingnya semakin diperhitungkan.
Ajang ini diharapkan menjadi titik tolak semangat baru bagi pelaku UMKM dan pengrajin lokal untuk terus berkarya, berinovasi, dan memperkuat identitas budaya melalui produk-produk unggulan daerah.
“Jika terus konsisten, bukan tidak mungkin UMKM Lingga akan menjadi pionir dalam geliat ekonomi kreatif Kepulauan Riau bahkan Indonesia,” tutup Febrizal dengan optimis.