Madiun, LENSANUSANTARA.CO.ID– Harapan petani tomat di Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, untuk keluar dari tekanan harga anjlok kandas di tengah jalan. Program penyerapan hasil panen yang dijanjikan pemerintah daerah (Pemda) pasca-kunjungan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dinilai tidak berjalan sesuai komitmen.
Janji untuk membeli sisa panen petani dengan harga stimulus Rp4.000 per kilogram ternyata meleset. Alih-alih menjadi penyelamat, realisasi program justru meninggalkan kekecewaan dan ancaman kerugian bagi para petani.
Petani tomat asal Kare, Septian Bayuaji, mengaku kecewa lantaran janji penyerapan hasil panen hanya tinggal omong kosong.
“Katanya mau diambil Selasa, terus diundur Jumat. Eh, tadi pagi, malah ditelepon katanya hanya bisa ambil 1 kuintal dengan harga Rp2.000 per kilogram. Padahal, sudah dijanjikan Rp4.000,” ungkap Septian saat dikonfirmasi. Kamis, (2/10)
Hingga Kamis sore, Septian mencatat hanya 4,5 kuintal tomat yang berhasil dibeli dengan harga stimulus Rp4.000. Sementara, 8,5 kuintal tomat yang sudah dipetik masih menggantung nasibnya, dan lebih dari 2 ton hasil panen sudah membusuk karena menunggu kepastian.
“Total ada 1,5 ton lebih yang belum ada kepastian di lahan dan yang sudah dipetik. Selain itu, sekitar 2 ton lebih sudah membusuk karena terlalu lama menunggu,” keluhnya.
Frustrasi dengan lambannya realisasi, para petani berencana melakukan aksi protes jika janji tidak segera ditepati.
“Jika penyerapan ini tidak segera dilakukan, para petani berencana membawa tomat ke pendopo Kabupaten Madiun untuk dibagikan secara gratis,” tegas Septian.
Menanggapi tudingan tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Madiun, Paryoto, membantah penyerapan macet. Menurutnya, pembelian sudah dilakukan meski dalam jumlah kecil.
“Sudah ada pesanan 300 kilogram, sekarang terkumpul 450 kilogram,” kata Paryoto, Kamis siang.
Ia menjelaskan, pembelian dilakukan secara gotong royong oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan harga stimulus Rp4.000 per kilogram: Dinas Pertanian (150 kg), DKPP (100 kg), Dinas Perdagangan (150 kg), dan Dukcapil (50 kg).
Namun, koordinasi antarinstansi masih tampak tidak solid. Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Raswiyanto, enggan memberi komentar terkait masalah ini.
Kisruh penyerapan tomat Kare bermula dari anjloknya harga hingga Rp2.000 per kilogram. Situasi ini mendorong Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, turun langsung ke Dusun Seweru, Desa Kare, Jumat (26/9/2025).
Dalam kunjungannya, Khofifah membeli 1,3 ton tomat dengan harga Rp4.000 per kilogram sebagai stimulus agar petani tidak semakin merugi.
“Harga tomat jatuh di Madiun. Setelah dicek, memang benar harga di tingkat petani hanya Rp2.000 per kilo. Karena itu, saya putuskan untuk menyerap hasil panen dengan harga Rp4.000 per kilo,” ujar Khofifah kala itu, sembari menyebut langkah serupa pernah ia lakukan di Nganjuk dan Bojonegoro