Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Abrasi di wilayah Pantai Karang Jahe (KJB). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menyiapkan langkah penanganan nya.
Tahun depan Detail Engineering Design (DED) mulai disusun.
Bupati Rembang Harno belum lama ini telah meninjau lokasi setelah mendapatkan laporan masyarakat terkait ancaman abrasi di kawasan wisata Pantai Karang Jahe.
Kepala Desa Punjulharjo, Akrom, mengatakan saat ini, abrasi belum sampai menghantam area wisata.
Namun, abrasi sudah berdampak pada area barat dan timur wisata Pantai Karang Jahe. Sehingga,
Dia berharap pembangunan pemecah ombak di sisi timur dan barat dapat mencegah abrasi meluas hingga ke area utama Pantai Karang Jahe yang menjadi lokasi wisata.
“Sebelah timur kan ada abrasi, barat juga abrasi. Yang di sini (area wisata Karang Jahe, Red) masih aman. Kalau musim rendeng (hujan), ombak besar itu abrasi,” katanya.
Bupati Rembang Harno menyampaikan, penanganan abrasi perlu diawali dengan penyusunan DED sebagai perencanaan pembangunan pemecah ombak.
Rencananya, DED akan dikerjakan pada 2026 mendatang.
Setelah itu, Pemkab Rembang akan mengusulkan pembangunan breakwater kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“2026 baru membuat DED (DED tentang pembuatan breakwater-red). Setelah DED jadi kita usulkan ke kementerian,” pungkasnya.
Sementara itu ditempat terpisah Wakil Ketua BUMDes Abimantrana Nurul Anwar mengatakan sangat mendukung sekali program Pemkab Rembang. “Antisipasi adanya abrasi di KJB sangat penting dan baik buat pantai”, ungkap kepada LensaNusantara, Senin (13/10/2025)
Menurutnya, walau masih tahun depan namun, Pemkab Rembang sudah akan membuat DED di tahun 2026.
“Semoga tahun depan bisa terlaksana dan KJB tidak terdampak abrasi,” pungkasnya.