Situbondo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bandar Dolomit Nusantara Grup (Bandora Grup) bakal merilis produk dolomit dengan merk Satara (Sahabat Tanah Nusantara) bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan Nasional, Senin, 10 November 2024 mendatang.
Owner Bandora Grup, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy mengatakan, bahwa peluncuran dolomit merk Satara ini diharapkan dapat menjadikan dolomit Satara sebagai pahlawan tanah nusantara.
“Agenda peluncuran produk dolomit merk Satara dimajukan dari rencana diluncurkan ke pasar pada 9 Desember 2025 bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Dunia, menjadi 10 November 2025 bertepatan dengan Hari Pahlawan Republik Indonesia,” ujarnya kepada awak media, Kamis, 23 Oktober 2025.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus Lilur ini menyampaikan, Bandar Dolomit Nusantara Grup (BIG Grup) dan Bandora Grup akan memulai penambangan dolomit secara serentak di tiga Kabupaten. Yakni Gresik, Lamongan, dan Tuban, pada Minggu keempat bulan Oktober 2025.
“Tambang-tambang dolomit Bandar Indonesia Grup akan ditambang oleh kontraktor Tambang Santri Grup dan hasilnya akan dijual oleh Bandora Grup dengan merk dolomit Satara,” ungkapnya.
Pengusaha asal Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo ini menyatakan, penjualan dolomit merk Satara akan diluncurkan pada 10 November 2025. “Nah Maklon adalah jasa produksi produk pihak ketiga, di mana sebuah perusahaan atau individu menyerahkan proses produksi barang kepada perusahaan lain yang memiliki fasilitas dan sumber daya produksi,” tegas Gus Lilur.
Istilah Maklon, katanya, berasal dari bahasa Belanda, maakloon, yang berarti biaya produksi. Perusahaan maklon bertugas memproduksi sesuai spesifikasi yang diberikan. Sementara itu, pemesan bertanggung jawab atas desain dan bahan baku.
“Bandar Dolomit Nusantara Grup dan Bandora Grup akan melakukan maklon upah giling. Di mana dolomit berasal dari tambang BIG – Santri Grup, proses penggilingan dolomit mess 100 di pabrik pihak ketiga. Kemudian proses pengemasan dalam valume tertentu di pabrik pihak ketiga,” beber Gus Lilur.
Menurur Gus Lilur, maklon upah giling ini dilakukan karena Bandora Grup sedang menyiapkan pembangunan pabrik dolomitnya sendiri. “Ini tentu setelah pabrik dolomit Bandora Grup berdiri, maklon produksi akan berhenti dan selanjutnya akan diproduksi di pabrik dolomit sendiri,” pungkasnya. (*)