Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Koordinator wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Bondowoso, Mila Afriana Agustin, menyebut keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sumberwringin ada indikasi karena susu kedelai.
Mila mengatakan bahwa awalnya SPPG sempat kesulitan memperoleh susu pabrikan, hingga akhirnya muncul produk baru bermerk D’ Soy yang dinilai layak setelah melalui pengecekan rasa dan kualitas.
Penggunaan susu kedelai tersebut juga disepakati hanya sebulan sekali dan telah diumumkan di grup ahli gizi. Namun, Mila menegaskan bahwa ia tidak pernah menerima konfirmasi resmi mengenai pergantian produk ke versi buatan UMKM lokal—produk yang justru digunakan pada hari terjadinya insiden.
“Kami baru tahu adanya pergantian produk susu, setelah laporan dugaan keracunan masuk pada Rabu pagi,” kata dia.
Mila mengungkapkan, proses distribusi susu pada hari kejadian juga mengalami masalah. Produk yang seharusnya tiba malam hari justru baru datang menjelang subuh.
“Sampai jam 3 pagi, susu itu belum datang. Ahli gizi sudah mengawasi sejak malam, lalu berpamitan istirahat. Sesuai SOP, jika ada kejanggalan di dapur, staf yang standby wajib melapor. Tapi ahli gizi tidak dibangunkan,” ujarnya.
Barulah sekitar pukul 07.00 WIB, ahli gizi mendapat laporan bahwa susu kedelai tersebut tercium bau hangus, namun saat itu produk telah terlanjur didistribusikan kepada warga.
“Bau itu baru terdeteksi pagi hari, dan produk ini memang baru pertama kali digunakan,” imbuhnya.
Mila memastikan seluruh proses serta keterangan internal telah disampaikan kepada satgas. Ia menegaskan bahwa pihaknya kini menunggu hasil investigasi resmi dari Dinas Kesehatan untuk memastikan penyebab keracunan massal tersebut.
Sebelumnya, sebanyak 77 siswa dan guru dilaporkan mengalami gejala keracunan dan mendapat perawatan intensif di Puskesmas Sumberwringin. Kabar terbaru, seluruh pasien telah dipulangkan dalam kondisi sehat pada Kamis (4/12/2025).














