Bandung Barat, LENSANUSANTARA.CO.ID – Warga Kampung Areng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, menyoroti keberadaan kabel listrik tegangan menengah milik PLN yang membentang tanpa pelindung di atas atap rumah mereka sejak sekitar tahun 2017.
Kondisi ini disebut telah lama dibiarkan tanpa penanganan serius dan membahayakan keselamatan warga, dari pantauan awak media Selain kabel tanpa pembungkus,jaringan kabel tak beraturan hingga nyaris menepel dengan rumah warga.
Puncaknya, pada Senin (14/7/2025), dua anak berinisial A (8)dan M (9) tersengat aliran listrik di atas atap Masjid RW 07 Kampung Areng saat akan mengambil layangan yang tersangkut di bentangan kabel tanpa pembungkus menggunakan sebuah hollow baja ringan. Tragisnya M menghembuskan napas tekahirnya setelah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung.
Orangtua korban M(9), pasangan berinisial RH dan SS, menceritakan kronologi kejadian kepada awak media.
“Awalnya anak saudara saya, A (8), mencoba mengambil layangan yang tersangkut di kabel PLN menggunakan besi hollow bajaringan. Dia langsung tersengat listrik. Lalu Anak saya, M (9), yang melihat kejadian itu, berniat menolong, tapi malah ikut kesetrum,” ungkap RH, ayah korban.
A (8) mengalami luka ringan dan diperbolehkan pulang pada hari yang sama setelah menjalani perawatan. Sementara M mengalami luka bakar hingga 80 persen. Ia sempat dirawat di RS Salamun sebelum dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Namun setelah empat hari dirawat intensif, M meninggal dunia.
“Saya sangat kecewa. Selama anak saya dirawat, tak ada satu pun perwakilan PLN yang datang. Setelah anak saya meninggal, barulah mereka muncul dan memberi santunan hanya satu juta rupiah,” ucap RH dengan nada sedih.
Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa kejadian serupa bukan kali pertama terjadi.
“Sebelumnya juga pernah ada tukang tenda yang meninggal karena kesetrum kabel itu. Bahkan tukang pasang WiFi juga pernah kena, tapi waktu itu masih selamat,” ujarnya.
Ibu dari anak yang selamat, A, membenarkan kronologi kejadian.
“Betul, seperti yang disampaikan tadi. Tapi alhamdulillah anak saya hanya luka ringan dan langsung bisa pulang,” katanya.
Menindaklanjuti aduan warga, awak media mendatangi Kantor PLN Lembang di Jalan Raya Lembang No. 272. Di sana, perwakilan teknis lapangan PLN, Anggie, menerima konfirmasi media.
“Material kabel itu memang kabel lama, dan sebenarnya ada rencana pergantian, tapi belum terlaksana. Kami lihat dulu skala prioritasnya,” ujar Anggie.
Saat ditanya mengenai standar keamanan, ia menjawab:
“Secara SOP memang masih banyak kabel yang terbuka. Kalau mau diprioritaskan, mungkin harus ke sana juga.”
Terkait siapa yang bertanggung jawab atas insiden ini, ia mengatakan:
“Saya lebih melihat ini sebagai masalah pengawasan di lapangan. Untuk jarak aman, menurut kami, selama tidak disentuh, masih dianggap aman.”
Pernyataan tersebut justru menimbulkan reaksi keras dari masyarakat yang menilai PLN abai dan lamban dalam menangani potensi bahaya yang nyata. Kasus ini memicu keprihatinan luas dan mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur kelistrikan di pemukiman padat penduduk.
Awak media akan terus menelusuri perkembangan kasus ini dengan mengonfirmasi ke pihak PLN tingkat provinsi serta aparat kepolisian setempat.