Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sejak diterapkannya program Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Jember, antusiasme masyarakat untuk berobat di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi milik Pemkab Jember mengalami peningkatan signifikan. Hal ini diungkapkan oleh Deni Irawan, Wakil Direktur Umum dan Keluarga RSD dr. Soebandi Jember, Selasa (21/10/2025).
Lonjakan pasien tersebut membuat Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit sempat kewalahan. Pasalnya, keterbatasan tenaga medis dan kapasitas ruang rawat membuat pasien harus mengantre lebih lama untuk mendapat layanan lanjutan.
“Selama ini tempat tidur di RSD Soebandi memang mencukupi. Namun, setelah adanya program UHC, jumlah pasien meningkat tajam dan tidak bisa langsung ditampung. Akhirnya, pasien terpaksa menunggu di IGD hingga ada ruang rawat inap yang tersedia,” jelas Deni.
Meski IGD penuh, pihak rumah sakit memastikan bahwa pelayanan kesehatan tetap berjalan normal. Dokter dan perawat tetap melakukan pemantauan, bahkan terhadap pasien yang belum mendapatkan ruang rawat inap.
“Pasien yang sempat membludak di IGD pernah mencapai 30 orang. Kini sudah menurun, dari 17 pasien menjadi 12 pasien hari ini. Namun, kondisi ini tetap menuntut kesiapan ekstra,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan bahwa keterbatasan lahan menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi RSD dr. Soebandi. Rumah sakit sebenarnya sudah memiliki konsep pembangunan gedung rawat inap empat lantai, namun hingga kini belum selesai direalisasikan.
“Kalau gedung empat lantai ini selesai, kita bisa menambah sekitar 40 tempat tidur lagi. Ini sangat membantu untuk mengurangi kepadatan di IGD,” ujarnya.
Untuk mendukung pengembangan tersebut, pihak rumah sakit berharap adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jember, terutama dalam hal pendanaan.
“Anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan, termasuk fisik gedung dan pengadaan alat medis sampai bisa beroperasi, diperkirakan mencapai Rp 47 miliar,” pungkas Deni.