Sidoarjo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bupati Sidoarjo H. Subandi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah titik proyek betonisasi di wilayah Kecamatan Waru, Sabtu (15/11). Sidak tersebut dilakukan untuk memastikan kualitas pekerjaan pembangunan infrastruktur jalan, sekaligus mengantisipasi potensi keterlambatan penyelesaian proyek akhir tahun.
Proyek betonisasi yang tengah dikebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo merupakan bagian dari program peningkatan kualitas jalan dan konektivitas antarwilayah. Jalan Kureksari – Kepuhkiriman menjadi lokasi pertama yang ditinjau langsung oleh Bupati.
Dalam pengecekan di Jalan Kureksari – Kepuhkiriman, Subandi menemukan permasalahan terkait beberapa bangunan rumah di sekitar lokasi proyek yang belum memiliki kelengkapan dokumen. Meski demikian, ia memastikan penanganan akan dilakukan secara sesuai aturan.
“Alhamdulillah banyak hal yang bisa kita koreksi. Terutama masalah rumah yang belum ada suratnya. Ini akan segera kita tindak lanjuti. Dinas PU Bina Marga dan SDA bersama BPN akan mengawal proses pembongkarannya,” ujar Subandi.
Pemkab Sidoarjo menegaskan bahwa setiap penanganan aset atau bangunan akan mengikuti prosedur hukum yang berlaku agar tidak menimbulkan sengketa.
Subandi juga menyoroti pentingnya pembersihan material sisa galian. Ia menegaskan bahwa kawasan tersebut merupakan jalur industri sehingga tidak boleh terganggu oleh sisa pengerjaan proyek.
“Setelah galian dikeluarkan harus ada pembersihan. Ini daerah industri, jadi harus bersih agar tidak mengganggu aktivitas,” tegasnya.
Pada sidak berikutnya di Jalan Kedungrejo – Wadungasri, Bupati menemukan adanya deviasi pekerjaan yang cukup besar.
“Di Jalan Kedungrejo – Wadungasri tepatnya di Berbek deviasinya -18%. Dengan waktu empat hari jelas tidak akan nutut. Solusinya harus lembur atau menambah shift agar bisa selesai tepat waktu,” jelasnya.
Selain deviasi, masalah kebersihan sisa material juga kembali ditemukan dan langsung mendapat instruksi untuk ditangani.
Di Tambak Sumur, progres pengerjaan dinilai cukup baik meski masih perlu perbaikan pada sisi pembersihan area proyek.
Sedangkan di Tambakrejo, Subandi memberikan perhatian khusus setelah menemukan beberapa bagian tepi beton yang mulai rusak (protol), padahal spesifikasi proyek menggunakan beton kelas K-450.
“Ini mestinya tidak boleh. Beton K-450 kok sudah gompel. Ini menjadi catatan keras bagi pelaksana agar kualitas dijaga,” tegasnya.
Meski ada catatan, Subandi mengapresiasi progres pengerjaan yang justru melebihi target di beberapa titik. Pada salah satu titik Tambakrejo, progres mencapai 48% dari target 22%, atau surplus 26%.
Bupati Subandi menegaskan bahwa keberhasilan proyek sangat ditentukan oleh kualitas pengawasan. Dirinya meminta Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA, Dwi Eko Saptono, serta pengawas lapangan untuk benar-benar memastikan seluruh aspek pengerjaan sesuai RAB.
“Pengawasan ini penting. Lebarnya lima meter ya harus dicek lima meter. Kalau empat meter dicek empat meter. Pembersihan juga harus sesuai RAB. Kalau pengawasan bagus, kualitas pasti ikut bagus,” tutupnya. (Ryo)














