Oku, Lensa Nusantara – Kontribusi masyarakat dalam menyongsong pesta demokrasi sehat dalam pilkada sangatlah diperlukan. Namun sayangnya, banyak masyarakat saat ini yang acuh terhadap politik. Mereka terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk, terlebih banyaknya berita dari media yang menyebutkan banyaknya kasus penyelewengan wewenang oleh oknum-oknum politik.
Banyaknya media yang memberitakan terkait korupsi, penyelewengan wewenang, politik yang saling menjatuhkan, rekayasa hukum, dan manipulasi aspirasi masyarakat yang tak jarang menjadi faktor pemicu enggannya masyarakat dalam berpolitik.
Tak jarang pula, persaingan antarparpol dalam pilkada memicu adanya persaingan yang tak sehat. Seperti negative campaign, bahkan politik uang saat pencalonan dalam pilkada.
Dalam menyongsong pilkada damai dan sehat, beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat sebagai terobosan dalam berpolitik adalah:
- Hilangkan Politik Uang Dalam Pilkada
Ibarat kata “kamu menjual, maka kamu harus untung”. Hal inilah yang perlu dihindari, sebab hal inilah yang memicu terjadinya tindak korupsi selama masa jabatan. Bila kita menginginkan Indonesia bersih dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), maka lakukan pilkada yang damai dan sehat tanpa politik uang.
Adanya undang-undang yang megatur bahwa setiap calon terpilih dalam pilkada ataupun parpolnya tidak diizinkan melakukan politik uang dengan membagi-bagikan uang ke rakyat saat pencalonan.
Masyarakat harus bermental jujur dan menjunjung integritas bangsa dengan menolak politik uang dalam kampanye ataupun menolak pemberian uang atau hadiah atau barang apapun dari calon kepala daerah selama proses pilkada.
- Hilangkan HOAX!
Hoax atau berita palsu muncul dengan adanya sentimentil atas golongan atau pihak, terkait tindakan atau kebijakannya yang tidak sesuai dengan alur berpikir pihak oposisinya. Hoax atau berita palsu mengikuti alur berpikir pembacanya yang kira-kira bisa menimbulkan efek sensitivitas yang meningkat entah itu kebencian atau semangat untuk mendukung dengan sajian berita tersebut, lalu berujung pada budaya berbagi melalui media sosial agar lebih banyak orang yang membaca.
Masyarakat yang juga dituntut aktif dan cermat dalam menerima sebuah informasi yang belum valid adanya, diharapkan dengan begini maka sebab-sebab dari pada pemicu konflik dapat dihindari atau bahkan dihilangkan dengan adanya peran aktif masyarakat dan juga media yang ada turut membantu akan berdampak solusi dari pada timbulnya konflik itu sendiri.
Untuk menghadapi hoax maka diharapkan sikap masyarakat dapat di kondisikan, antara lain seperti :
• Perlu memastikan media mana yang menyebarkannya. Masyarakat harus paham betul media-media yang mengeluarkan berita tersebut.
• Tidak ikut menyebarkan berita palsu yang malah akan meresahkan masyarakat banyak.
• Memastikan berita tersebut dengan bertanya pada orang disekitar, budaya Indonesia yang ramah sebenarnya turut membantu dalam hal ini karena Indonesia sendiri sebenarnya memiliki kultur budaya yang saling menyapa walaupun tidak akrab mengenal maka tidak ada salahnya memanfaatkan kultur budaya untuk menghadapi hoax yang berkembang di masyarakat.
Dengan kontribusi masyarakat dalam berpolitik yang bersinergi dengan pemerintah maka diharapkan akan terbentuk budaya politik yang sehat.
Persatuan antara pemerintah dan masyarakat akan mendorong terjadinya transformasi sistem politik yang mengunggulkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Sehingga kesejahteraan rakyat menjadi pilar utama yang akan dicapai selama masa jabatan para legislatif dan para pemimpin bangsa kita.’ dan ini untuk indonesia yang lebih baik.
Penulis : Alhafiz






