Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Setelah belakangan ini curah hujan semakin meningkat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang mengingatkan masyarakat yang tinggal di desa-desa rawan bencana tanah longsor untuk meningkatkan kewaspadaan.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Budi Asmara mencontohkan masyarakat yang berada di desa-desa pegunungan, seperti Kecamatan Lasem, Pancur, Sluke dan Kecamatan Sedan harus mencermati perkembangan cuaca. Jika hujan deras dalam rentang waktu 2 jam, warga mesti bersiap-siap mengantisipasi kemungkinan terburuk.
“Sampai sekarang memang belum terjadi longsor skala besar, rata-rata ya skala kecil seperti tebing longsor. Kami mengimbau masyarakat yang berdomisili di pegunungan untuk waspada, dalam rangka menghadapi musim penghujan tahun 2021,” terang Budi. Jumat (22/1/2021)
Ia menambahkan berdasarkan ramalan Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan di Kabupaten Rembang sampai bulan Februari mendatang. Namun curah hujan masih di bawah 200 mili meter, sehingga kalau dibandingkan dengan kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan masih lebih tinggi sana.
“Jadi ramalan BKMG, curah hujan di Kabupaten Rembang intensitasnya tidak lebat. Malah skala rendah,” imbuhnya.
Laporan longsor terakhir yang diterima BPBD Kabupaten Rembang, terjadi longsor tebing rumah Samuri, di Desa Bendo, Kecamatan Sluke. Tidak ada korban jiwa, sedangkan kerugian ditaksir mencapai Rp 10 Juta.
“Petugas BPBD sudah cek ke sana Rabu kemarin, sekaligus melakukan pantauan dan pemetaan rawan bencana,” pungkasnya. (Ag).