Sampang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Terjadi lagi kasus pemukulan siswa di sekolah. Kali ini menimpa beberapa siswa di antaranya siswi kelas VII SMP Negeri I Camplong, Kec, Camplong, Kab,Sampang, Jatim, kamis. 10 / 09 / 2021.
“Mirisnya terduga pelaku pemukulan adalah oknum Guru, yang juga mengajar di sekolah tersebut, saat aktivitas belajar mengajar sedang berlangsung, ada 10 siswa yang menjadi sasaran kemarahan hingga berujung pemukulan oleh oknum guru,
“Pasalnya. sejumlah orang tua siswa tidak terima sehingga mendatangi pihak sekolah. Langkah tersebut dilakukan agar aksi pemukulan atau kekerasan dalam dunia pendidikan tidak terulang kembali.
Umar Faruq, orang tua salah seorang korban, mengaku kaget putrinya dianiaya di sekolah hingga babak belur. Ia tidak menyangka seorang pendidik tega memukul anaknya sampai membengkak.
“Mungkin dia temperamen, karena bukan anak saya saja yang di pukul tapi ada sekitar 10 siswa. Guru kan digugu dan ditiru, masak seperti itu,” ujarnya saat mendatangi SMP Negeri I Camplong,
“Putri saya awalnya tidak cerita, mungkin takut, tapi akhirnya dia ngaku jika sudah dipukul oleh gurunya,” imbuhnya.
“Kami terpaksa mendatangi pihak sekolah karena kami jengkel. Sebab, oknum guru ini tidak hanya sekali main pukul siswanya. Ada sejumlah siswa yang juga pernah dipukulnya,”Ujar Umar.
“Ia meminta agar oknom guru mengubah sikapnya. kepada anaknya maupun siswa lain. Kami berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi pada siswa lain.
Ditempat yang sama Kepala Sekolah SMP Negeri I Camplong, Shilabuddin Tiham mengaku belum mengetahui peristiwa tersebut. Ia menyayangkan adanya kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oknum guru.
“Baru sekarang kita tahu setelah adanya keluhan dari orang tua siswa, seharusnya persoalan itu siswa menginformasikan ke pihak sekolah,”Ujar Kepsek SMP Negri 1 Camplong.
“Seorang guru harus memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Tidak diperbolehkan sang guru menggunakan cara-cara kekerasan dalam mendidik murid-muridnya,” sesal Shilabuddin.
“Secepatnya kita akan lakukan pertemuan dengan guru bersangkutan untuk membahas persoalan ini,” tandas Shilabuddin.
“Perlu di ketahui dari kejadian tersebut, Shilabuddin Tiham. Menghimbau pada semua tenaga pengajar di Sekolah tersebut, supaya bisa menahan emosi, memberi hukuman dengan unsur pendidika, bukan dengan kekerasan.(Sam)