
Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID
Kampung Ahlisunnah Waljamaah (ASWAJA) akan didirikan di Desa Patemon Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso Jatim.
Penggagas kampung Aswaja di Desa Patemon adalah Ustadz Luthfi Khoiron. Dia mengungkapkan, awal mula tercetusnya pembentukan desa santri kampung Aswaja di desa Patemon tersebut bermula saat dirinya menghadiri rapat di ruang lembaga dakwah (LD PBNU) Jakarta pada 6 juli 2021.
“Kemudian saya diberikan mandat. Awalnya tidak di Jawa timur, tapi di bogor Jabar. Saya diskusi lagi, akhirnya disetujui di wilayah Jatim, yakni di Desa Patemon Tlogosari, karena basis NU ada di jawa timur,” kata ustadz Luthfi secara eksklusif kepada Lensa Nusantara.co.id, Rabu (10/11/2021).
Untuk mendirikan kampung Aswaja, ustadz Lutfi mengaku banyak proses yang harus dilewati. Karena kampung Aswaja di desa patemon yang digagasnya akan menjadi desa percontohan kampung aswaja skala Nasional nantinya.
“Ya harus komplek didalamnya, segala aspek pendidikan keagamaan, pemberdayaan ekonomi dan pelatihan kemandirian ekonomi bagi masyarakat harus ada” terangnya.
Ustad Luthfi mengurai, beberapa aspek yang harus terpenuhi diantaranya pusat ilmu pengetahuan, itu sudah ada lembaga Raudatul Ulum sebagai pusat pendidikan keilmuan. Ada masjid sebagai pusat persatuan. Dan ada musholla sebagai Interpretasi.
Disamping itu, Desa santri harus ada pengajian kitab full, maka dari lima masjid yang di desa Patemon nantinya akan dibagi sesuai waktu, serta kegiatan sosial yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti fasilitasi kifayah masuk di dalamnya.
Menurut mubaligh yang sudah bersertifikat dari LD PBNU itu, kampung aswaja nantinya tidak hanya mengatur tentang keagamaan, tapi juga bagaimana ekonomi masyarakat bisa lebih naik.
“Kalu disederhanakan, kampung aswaja itu dalam empat tahun ke depan, tidak ada lagi masyarakat yang menerima zakat. Tapi semua berlomba-lomba memberikan zakat, artinya kesejahteraan” ungkapnya.
Alumnus ponpes Al-Utsmani beddian Jambesari Darussholah itu menargetkan, jika kampung aswaja terealisasi nanti di desa petemon, maka disamping jadi pusat kegiatan keagamaan berbasis NU, juga akan jadi zona ekonomi. Seperti kampung camilan, kampung mainan anak-anak.
“Jadi jemaah juga kokoh dari aspek ekonomi. Bukan hanya NU secara keagamaan tapi lebih kepada kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Saat ini, pembentukan kampung aswaja di desa Patemon masih dalam tahap konsolidasi bersama beberapa pihak, juga dibutuhkan support atau dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dan semua lapisan masyarakat setempat, untuk dapat terwujudnya desa santri, kampung aswaja, menuju satu desa 1000 sarjana.
“Untuk mewujudkan kampoeng aswaja di desa petemon, tentu butuh dukungan semua pihak, khususnya warga patemon, karena nantinya desa patemon akan menjadi kampoeng aswaja skala Nasional berbasis ke NU-an dan ke ekonomian yang kreativ, mandiri, sebagai desa percontohan,” pungkas ustadz Luthfi (*/ubay)