Kendal, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sungai Blukar yang memisahkan Desa Kedunggading dan Kedung Asri Kecamatan Ringinarum Kendal menjadi permasalahan tersendiri bagi masyarakat kedua desa tersebut.Pasalnya bila masyarakat Kedunggading mau pergi ke Desa Kedung Asri atau sebaliknya harus menyeberang sungai.
“Bila musim kemarau bisa di sebrangi tapi bila musim penghujan harus berputar arah hingga sejauh 3 km” kata Yatno warga Kedunggading.
Wartawan media ini Selasa (27/9) melakukan liputan ke desa tersebut. Dengan diantar di antar Kepala Desa Kedunggading Budiyono juga menyebrangi sungai dengan menggunakan kendaraan.
Menurut Budiyono Sungai Blukar ini memisahkan Desa Kedunggading dan Kedung Asri. Masyarakat kedua desa dan anak anak sekolah banyak yang menggunakan jalur ini.
“Ini merupakan jalur alternatif bagi mereka, bila banjir harus berputar hingga 3 km” kata Budiyono.
Oleh sebab itu sebagai Kepala Desa pihaknya juga sudah mengusulkan beberapa kali kepada pemerintah Kabupaten Kendal untuk pembuatan jembatan permanen,namun sejauh ini belum ada realisasinya.Dan masyarakat masih menyebrang sungai bila mau pergi ke desa tetangga.
“Dulu pernah ada jembatan dari bambu dan kayu namun hilang terseret banjir” imbuh Budiyono.
Menurut Budiyono, jembatan penyebrangan yang di usulkan tidak perlu lebar, yang penting kendaraan roda dua bisa melewati jalur ini.
Menurutnya, bila jembatan penyebrangan ini di bangun sangat memudahkan masyarakat untuk pergi Kedunggading atau sebaliknya dan tidak perlu berputar arah.
Nantinya bisa juga menggiatkan roda perekonomian masyarakat.Masyarakat dari Desa Triharjo, Sojomerto, Kedunggading juga bisa menggunakan jalur ini.Oleh sebab itu pihaknya bersama masyarakat mengharap kepada pemerintah untuk merealisasikan pembuatan jembatan penyebrangan tersebut.
“Ini untuk kepentingan kita semua” pungkas Budiyono. (Teguh)