Taliabu, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara (Malut), terus menekankan angka stunting.
Dinkes melangsungkan kegiatan pencegahan di 10 Desa yang menjadi titik lokasi khusus (Lokus) di Taliabu.
Menurut data SSGI, presentase stunting di Taliabu mencapai 35,2 persen tahun 2021, tertinggi di Maluku Utara.
Kepala Dinas Kesehatan Taliabu, Kuraisia Marasaoli bersama tim, telah mengintervensi anak dengan kategori stunting.
Bahkan saat ini, Dinkes Taliabu secara langsung memantau ratusan anak dalam mengonsumsi makanan.
“Ada 300 anak yang sekarang ini kami pantau makanannya guna mencegah stunting,” kata Kuraisia, Kamis (27/10/2022).
Kuraisia melaporkan, sejumlah anak kategori kerdil di Taliabu mulai mengalami pertumbuhan maksimal.
“Karena ternyata hasil ukur yang kami lakukan, di Desa Loho Bubba dan Lede ada beberapa anak yang sudah keluar dari zona stunting,” jelasnya.
Selain itu, Dinkes Taliabu menargetkan tahun 2023, lokus stunting di Taliabu bertambah menjadi 23 titik.
Rencana puluhan titik lokus ini tidak hanya mengintervensi gizi pada anak, namun terutama juga kepada ibu hamil.
Disisi lain, Dinkes menyalurkan tambahan makanan bergizi dalam bentuk Parsel Sehat pada target sasaran.
“Tujuannya bukan hanya stunting dan anak gizi kurang, tapi pada bayi balita yang kategori sehat serta ibu hamil. Kemudian bukan hanya bumil kek, tapi juga kategori ibu hamil secara umum,” ucapnya.
Kuraisia juga meminta keterlibatan media dalam memberitakan informasi yang bersifat edukasi kepada warga Taliabu.
“Saya berharap, teman-teman pers baik online maupun cetak dapat membantu kami memberi informasi-informasi yang sehat kepada masyarakat, informasi yang juga berisi edukasi kepada masyarakat terutama edukasi perubahan perilaku masyarakat,” pintanya.
Ia juga meluruskan pemberitaan yang mengklaim bahwa Taliabu memliki sejumlah 10 titik Desa yang terpapar gizi buruk.
“Kami menyayangkan salah pers yang mengkonsumsi informasi, yang seharusnya kami sebutkan bahwa 10 Desa lokus stunting, tapi diberitakan 10 desa terpapar gisi buruk itu tidak benar,” bebernya.(Sunardi)