Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Anggota DPRD Provinsi Jawa timur Komisi E Fraksi PDIP Hari Putri Lestari, SH.,MH menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan”Pertanian Sebagai Jati Diri Bangsa Peluang dan Tantangan. Bersama Kepala Dinas Pertanian Jember Imam Sudarmaji, Ebban Bagus Kuntadi pakar pertanian UNEJ serta para petani Bertempat di Hotel Aston, Sabtu (29/10/2022).
Menurut Hari Putri Lestari Komisi E menjelaskan, Sosialisasi Wawasan kebangsaan “kita mengingatkan ideologi Pancasila implementasi sila ke 5.
Lanjut Putri, selama ini turun ke masyarakat petani banyak mengeluh terkait dengan pupuk. Perhatian pemerintah kabupaten kurang, terkait jual beli harga jagung yang dikeluhkan,” ungkap Putri anggota DPRD provinsi Jatim.
Paling tidak kepala dinas mendengarkan termasuk petugas lapangan yang kurang proaktif, sehingga mereka tidak mendapatkan informasi dan keluhan itu.
“Oleh sebab itu yang paling penting Kekuatiran terhadap minat milenial, profesi petani mengeluh bagaimana petani tidak menjanjikan ketika tidak berminat jadi petani akan jadi krisis terhadap pangan,” jelasnya.
Mengingat intensi komunikasi antara dinas dengan para petani supaya ada perbaikan, Sekarang ketergantungan pupuk bersubsidi pabrikan. Pemerintah harus mendorong memberi fasilitasi menginformasikan, Bahwa ini ada pupuk pengganti lebih murah terjangkau dan ada.
“Sehingga semua program pemerintah itu berbasis data ketika data benar pemerintah baru bisa menyusun dengan benar kebutuhannya, berapa didata rijet tepat dan benar setelah itu pemerintah membuat program. Dan menganggarkan baru pelaksanaan serta evaluasi lagi kuncinya adalah data,” menurutnya.
Sementara itu kepala dinas Pertanian Imam Sudarmaji menyampaikan, kelompok tani bisa menjadi ujung tombak menjadi ketahanan pangan nasional.
“Pertanian Indonesia adalah negara agraris penduduk Jember 2,6 juta penduduk 60 – 70 persen, petani di Jember mempunyai ciri khas dulu pada zaman Belanda tambakau dulu primadona. Tapi sekarang tembakau punah,” katanya.
Oleh sebab itu, Karena banyak perubahan iklim biaya cukup tinggi sudah panen raya harganya turun, itu harus menjadi perhatian termasuk pemerintah kabupaten Jember.
“Menurut Imam, apa yang diinginkan Pemkab Jember juga menginginkan usulan di RDKK tercukupi, namun melakukan meminta tambahan karena ada kebijakan pemerintah pusat bahwa belum ada tambahan pupuk bersubsidi,” bebernya.
Ditempat yang sama petani warga Kecamatan Silo Jefri Bahtiar mengungkapkan, menginspirasi para petani generasi muda membuktikan bahwa dengan menjadi petani kami butuh apresiasi.
“Kemana pemerintah saat ini karena Indonesia bertahan tanpa hasil pertanian, berharap jangan dikenalkan dengan sebuah proyek jalan aspal dan lainnya. Peran pemerintah pemuda peduli terhadap pertanian untuk generasi selanjutnya, agar di bimbing menjadi seorang petani,” tuturnya (Dri).