Pangandaran, LENSANUSANTARA.CO.ID – Setelah viral berita di medsos seorang nenek Atmi (71) yang tinggal dirumah tidak layak huni tanpa penerangan, kini dikunjungi dari Kemensos, Dinsos, dan ibu Bupati Kabupaten Pangandaran.
Deri Septiadi Dimyati bagian Pelaksana Pekerja Sosial di Kemeterian Sosial Sentra Phala Martha Sukabumi dilokasi rumah nenek Atmi mengatakan. “Sebagai bentuk tanggapan sosial secara cepat yang ada di media sosial tentang peserta sosial warga Pangandaran bu Atmi ini tergolong klaster lanjut lsia, oleh karena itu kami koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Pangandaran melakukan asesmen mendapatkan informasi dari media, sehingga diperoleh kebutuhan – kebutuhan yang dibutuhkan bu Atmi secara cepat, oleh karena itu kami akhirnya memutuskan hari ini hadir memberikan bantuan yang merupaka sebuah layanan atensi,” katanya. Jum’at, (27 Januari 2023), Pukul 17.04 WIB.
Layanan atensi tersebut salah satunya kebutuhan pokok, sembako dan nutrisi, selanjutnya ada peralatan dapur. “Karena kami lihat peralatannya sangat sederhana sekali, dan kami juga lagi mendorong untuk dinas terkait agar bu Atmi ini masuk ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar dia itu terakses yang ada di program Kementerian Sosial yang salah satunya Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT ), karena bantuan yang sekarang diterima ibu Atmi adalah sifatnya sementara dan kami juga lagi memikirkan akses listrik, air, dan MCK,” imbuhnya,
“Yang menjadi kendala bagi kami adalah lahan yang di tempati adalah lahan bukan milik ibu Atmi, tapi lahan milik orang lain, dari pihak Desa juga katanya akan mengusahan untuk lahan Ibu Atmi tersebut supaya mendapatkan bantuan rumah yang layak huni, karena tugas ini bukan saja tugas dari pemerintah pusat, pemerintah daerah pun juga harus dilibatkan,” tututpnya.
Ditempat yang sama, Hj Ida Nurlaela mengatakan. “ Saya kedatangan Kemensos yang datang ke Kabupaten Pangandaran melalui Dinsos, sebenarnya untuk program rutilahu kami layani, kemensos juga membantu. Tadi ada beberapa bantuan yang diberikan Kemensos, untuk rutilahu sebenarnya itu tanggung jawab pemerintah daerah, mungkin kami nanti lewat Kepala Desa (Kades) minta izin dulu tanahnya dan legalitasnya harus jelas untuk dibangun rumah nenek Atmi, minggu depan mungkin sudah kita persiapkan,” jelasnya.
“Kalau saya sih prihatin ngga yaa, karena apa..? karena banyak warga sudah di cover dengan baik, kalau rasa sedih seperti itu iyah lah pasti. Oleh karena itu kami turun, dari pagi diantaranya yaah habis nengok yang kanker kemudian turun kesini, ada juga yang kena musibah angin puting bliung, dan sebagainya, kalau kami punya waktu pasti saya turun, tidak atas nama pemerintah daerah tapi kami sebagai mitra kerja,“ pungkasnya.
Mengenai apa yang dirasakan nenek Atmi setelah ada kunjungan dan mendapatkan bantuan dari Kemensos, Dinsos, dan Hj. Ida Nulaela, “Perasaannya ya kaget gituu..? yang disertai rasa gembira,” ungkapnya, sambil memegang dada.
“Saya diberi bantuan berupa sembako dan alat-alat dapur banyak tuh di dalam, sehingga susah untuk disimpannya dimana, kan sempit susah nyimpennya, diantarnya ada termos, lemari plastic, kasur, tempat penyimpanan piring, beras, bantal, guling, selimut, baju, sandal, perabot dapur seperti panci, molto, kompor dan gas melon, dan hewan ternak ayam dan bebek 10 ekor, saya merasa bersyukur Alhamdulillah dapat bantuan ini” tutur nenek Atmi.
Sambungnya lagi, menurut nenek Atmi. “Katanya rumah saya ini mau dipindahkan ke tempat tanah yang boleh dibangun, karena ini kan tanah nya milik orang lain, ini disinih pun diperbolehkan untuk ditempati tapi tidak boleh dibangun secara permanen, makanya warga setempat mencarikan tanah yang diperbolehkan untuk dibangun secara permanen,” ucapnya. ( N.Nurhadi )