Kesehatan

Ayo Cegah TBC, P2PM Dinkes Magetan Ungkap Penderita TBC Didominasi Balita Stunting

×

Ayo Cegah TBC, P2PM Dinkes Magetan Ungkap Penderita TBC Didominasi Balita Stunting

Sebarkan artikel ini
Magetan
Sub Koordinator P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan di acara Dialog Tentang TBC, Rabu (29/03/2023) (Foto: Diajeng/Lensanusantara).

Magetan, LENSANUSANTARA.CO.ID – Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang tengah menjadi perhatian pemerintah baik pusat hingga daerah. Eliminasi TBC ditargetkan pada tahun 2030.

Example 300x600

Berdasarkan data Tahun 2022, di kabupaten Magetan, Jawa Timur, penderita TBC didominasi usia diatas 65 tahun sebanyak 132 penderita. Disusul usia balita sebanyak 125 penderita.
Kab

Sub Koordinator P2PM Dinkes Magetan, Agoes Yudi, mengungkapkan dari 125 balita penderita TBC, 80% merupakan balita stunting.

“Ya banyak yang kita temukan itu awalnya memang kita curigai dari Apa itu berat badannya ya yang flat kemudian tidak naik-naik gitu kemudian kebetulan bukan di Tahun 2022 ini kita mendapatkan stop mantap tes yang cukup sehingga kita bisa melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak itu untuk dilakukan pemeriksaan mantuknya nah dari profil mantunya positif kemudian di ketahui eee ada investigasi kontak ternyata memang di sekelilingnya ee beberapa tetangganya mungkin orang tuanya itu ee aktif juga,” kata Agus.

Agus menegaskan jika pemerintah telah menyediakan obat-obatan untuk perawatan TBC secara gratis. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kondisi dan kesembuhan.


“Kalau dari sisi P2PM tentu pengobatannya jadi kita tersedia Alhamdulillah kita berharap mau untuk dilakukan investigasi kontak dan mau untuk dilakukan investigasi kontak dan EE menjalani pengobatan baik itu mereka yang hasil investigasi kontaknya itu ternyata dia negatif TBC maka kita sarankan untuk mengikuti program terapi pencegahan TBC karena dia pasti sudah mengalami infeksi latihan TBC bagi mereka yang hasil investigasi kontaknya kemudian hasil pemeriksaannya positif TBC ya kita juga mohon kesadarannya untuk mau segera melakukan pengobatan eee dengan metode dan semuanya gratis ya” lanjutnya.

Meski menular, TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan apabila dapat diketahui sejak dini. Sehingga Agus berharap masyarakat semakin sadar untuk memeriksakan diri apabila mengalami batuk yang tidak lekas sembuh. Disisi lain, masyarakat dihimbau tidak mengucilkan penderita TBC karena setelah 2 bulan masa pengobatan intensif, penderita dapat kembali beraktivitas seperti semula.(Diajeng)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.