Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Politik dan media, keduanya memang sangat terlihat berbeda, namun satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan.
Baik media cetak maupun elektronik, media massa, menjelang politik saat ini, banyak digunakan politikus menjadi sebuah tumpangan atau kendaraan demi meraih simpati masyarakat.
Selain menjadi tumpangan para politikus, media juga mempunyai peran yang sangat fleksibel dalam pengawas, namun bisa jadi lawan disaat adanya suatu permasalahan yang melanggar dalam tata cara dalam politik untuk melakukan kritikan tajam dan pedas.
Sebagai seorang jurnalis, tentu hal dalam mengupas tuntas tentang permainan dalam dunia politik, terkadang harus berani membuat kritikan yang mampu membuat para politikus kelabakan. Tetapi dalam melakukan itu semua harus berdasarkan penilaian yang obyek politik dengan melihat dari segi Kekuasaan, Pemerintah, Kegiatan Politik.
Sedangkan struktur kategori kritik politik yang dilakukan harus berdasarkan target yang memang sudah sesuai data dan fakta selama melakukan survey ke beberapa daerah dengan indikator Ekskutif, legislatif, Yudikatif dan Partai Politik dengan turun ke lapangan secara langsung.
Pada saat ini memang, pemerintah masih yang memegang kekuasaan dalam mengatur Negara di Indonesia, yaitu menjadi menjadi seorang sutradara, baik langsung maupun tak langsung yang dilihat oleh media manapun dan masyarakat.
Menurut salah satu jurnalis media lesanusantara.co.id itu, pada pemilu 2024 nanti, saat ini paling banyak sasaran sebuah kritikan ada di kinerja DPR RI maupun DPRD, karena selama ini 70 persen, masih gagal dalam menjalankan kinerjanya sebagai wakil rakyat, isu buruk selalu melekat, karena kurangnya pergerakan dan perjuangan untuk masyarakat.
Kabiro Banjarnegara ini juga memiliki sebuah harapan, dengan media massa yang saat ini mempunyai fungsi sebagai salah satu pengawasan, yang perannya sama dengan tiga pilar demokrasi lainnya, yaitu ekskutif, legislatif dan yudikatif, mampu mengajak masyarakat untuk bisa memilih karakter orang bukan dari kefanatikan partainya.
Penulis : Gunawan