Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ribuan pasang mata menjadi saksi, bagaimana kemeriahan acara dalam Peringatan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara ke-453. Dimulai dari depan gedung DPRD, dengan menggunakan pakaian adat Jawa, Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto, Sekda Banjarnegara Indarto, Ketua DPRD Banjarnegara Ismawan, beserta istri masing-masing bersama iringan pasukan dan bidadari berjalan kaki, dengan langkah pelan dan tegap, begitu terlihat berwibawa saat menuju ke Pendopo Dipayudha Adigraha.
Dengan pengamanan ratusan personel dari Kepolisian Resor Banjarnegara, TNI, Satpol PP serta relawan, Kepala OPD, Camat, Kades hingga perwakilan beberapa Instansi Pemerintah maupun Swasta juga ikut memeriahkan prosesi puncak peringatan Hari Jadi yang terkenal dengan Kota Dawet ini.
Tidak hanya kirab, penampilan seribu penari yang dibawakan anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP), juga memanjakan masyarakat yang sejak pagi menunggu hingga rela panas-panasan memenuhi sepanjang jalan yang dilewati rombongan arak-arakan.
Sekretaris Daerah sebagai Ketua Panitia Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara ke-453, Drs. Indarto., M.Si kepada awak media mengungkapkan, dengan mengambil tema ‘Banjarnegara Bersemangat’ Hari Jadi ke-453 ini diharapkan kedepan semua bisa kembali bersemangat untuk bersama-sama memajukan Banjarnegara yang lebih baik lagi.
“Jadi, Banjarnegara Bersemangat yaitu mempertahankan semangat dan terutama mengenang dan mendoakan para leluhur yang telah membangun Banjarnegara, terutama para Bupati dan Wakil Bupati yang telah mendahului kami semua. Semoga kita juga bisa meneladani seperti mereka, serta nantinya sesudah acara Hari Jadi ini, bisa membawa perubahan dan menyejahterakan masyarakat,” ungkap Indarto, Senin (26/2/2024).
Indarto berharap, selama ini Banjarnegara sebagai salah satu daerah yang masih memegang teguh adat dan budayanya. “Karena ini kegiatan Tradisi dan Budaya, saya ingin agar kedepan selalu bisa di uri-uri dan dipertahankan, jangan sampai peninggalan leluhur yang telah berjuang membangun sebelum adanya daerah Banjarnegara. Dan kami juga berharap jangan sampai tradisi budaya nanti terkikis dengan peradaban baru yang bisa merusak generasi dan akhirnya kegiatan seperti ini ditinggalkan,” harap Sekda.
Sementara saat ditanya terkait olahan lokal asli Banjarnegara yang terbuat dari umbi-umbian yang memecahkan rekor Museum Republik Indonesia (MURI), Sekda Indarto yang terkenal santun dalam menyikapi semua permasalahan yang terjadi di Banjarnegara itu juga menginginkan agar selalu bisa dikembangkan.
“Iya ini sangat menarik sekali, karena ternyata potensi yang dimiliki oleh masyarakat Banjarnegara itu sangat banyak, produk lokal seperti ini (umbi-umbian) harus selalu dikembangkan dan ini akan menjadi perhatian kita semua. Dan saya ingin apa yang telah dilakukan oleh anak-anak kita yaitu Mahasiswa UNSIK pada waktu itu, jadi tidak hanya sampai pencapaian rekor MURI, tapi kita benar benar tindaklanjuti dengan memaksimalkan pemasaran pengolahan umbi yang ada di Banjarnegara,” ungkap Indarto.
Rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara ke-453 sendiri akan ditutup pada 29 Februari 2024 mendatang, dan akan menampilkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan mendatangkan dalang kondang Ki Eko dari Cilacap. (Gunawan)