Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Disaat gedung-gedung dibangun dengan anggaran miliaran rupiah, ternyata di sisi lain Kabupaten Banjarnegara, ada pemandangan yang begitu miris, dimana masyarakat yang berada di Desa Suwidak, Kecamatan Wanayasa, harus berjuang bertaruh nyawa, untuk menuju perkotaan maupun tempat keramaian, dengan melewati jalan setapak dan curam, yang selama ini sama sekali belum tersentuh perhatian oleh Pemerintah Daerah.
Saat lensanusantara.co.id mencoba meninjau langsung keadaan lokasi, akses jalan begitu menakutkan, karena hanya bisa dilewati satu motor, karena jalan yang memiliki kemiringan hampir 360°. Banyak warga yang terpaksa menunggu orang lain agar bisa membantu melewati jalan yang pernah mengalami tiga kali longsor tersebut.
Kondisi jalan milik Kabupaten dengan yang begitu memperihatinkan tersebut, membuat masyarakat yang tinggal kaki bukit, harus ikhlas menerima kenyataan.
Menurut Kepala Desa Suwidak Rip Susanto, jalan tersebut selama ini memang menjadi satu-satunya akses terdekat menuju ke perkotaan maupun ke tempat keramaian, seperti pasar, sehingga harapan demi harapan selalu dinantikan masyarakat agar ada perbaikan.
“Akses jalan itu aslinya masuk wilayah Desa Bantar, cuma itu memang akses utama warga desa kami juga, dulu jalan itu mempunyai lebar sekitar 4 meter, sebelum longsor pada tahun 2017, 2020 dan 2024 lalu, kalau sekarang tinggal 1 meteran, makanya kalau berpapasan sama lawan arah tidak bisa, dan kalau lewat situ harus mempunyai mental berani, apalagi sebelahnya langsung jurang tampa pengamanan ,” jelas Rip Susanto, saya ditemui dirumahnya, Jumat, (31/1/2025).
Kades juga menambahkan, setiap melewati jalan tersebut, bagi yang tidak mempunyai keberanian, biasanya ada warga yang selalu stand by untuk membantu masyarakat yang ingin menuruni maupun naik.
“Biasanya ada disitu warga yang membantu masyarakat yang tidak berani, karena bisa dilihat sendiri turunan tajamnya kayak gitu, biasanya orang sini menyebut ojek khusus naik turun motor, soalnya kalau tidak terbiasa jantung was-was, apalagi orang luar daerah sini, yang warga kami saja banyak yang takut,” ungkap Kades Rip.
Masih kata Kades,” Saya pengennya bisa dibangun secepatnya, agar warga yang melewati bisa nyaman, apalagi sini banyak anak-anak sekolah ke perkotaan. Aslinya ada akses jalan lain, tapi harus mutar jauh sekali, dan jalan tersebut juga belum di perbaiki semua, masih tanah, kalau musim hujan seolah terisolasi karena tidak bisa kemana-mana,” jelasnya.
Selama ini, jalan penghubung antar Desa dan Kecamatan tersebut, memang menjadi tumpuan utama bagi sekitar 3000 jiwa lebih yang tinggal di kaki-kaki bukit gunung Ragajombangan, sehingga perbaikan jalan selalu di nanti oleh masyarakat.
“Pengennya segera dibangun, karena kalau musim hujan dikit aja, jalan sangat licin sekali, apalagi akses yang begitu curam, jangan sampai menunggu korban, karena memang itu satu-satunya jalan yang masyarakat gunakan, kalau melewati jalan yang baru, itupun juga sama selain jauh, juga masih banyak yang tanah dan gelap, apa tidak kasihan melihat masyarakat seperti itu, makanya saya ingin Pemerintah Daerah maupun pusat bisa segera memprioritaskan Desa kami, rabat beton itu murni hasil swadaya masyarakat bukan bantuan darimanapun, semoga Bupati terpilih nanti bisa memikirkan jalan itu,” jelas salah satu warga Sutarno.
Mimpi yang di inginkan masyarakat Desa Suwidak, Bantar mempunyai jalan mulus tentu menjadi salah satu Pekerjaan Rumah (PR) Bupati terpilih kedepan, karena jika dibiarkan bisa terjadi akan jatuhnya korban yang tidak di inginkan. Karena dalam pengamatan, jalan yang memiliki turunan tajam tersebut, juga masih terlihat sisa-sisa rabat beton bekas longsoran yang seolah menjadi sebuah penyangga, agar disaat tanah mengalami pergerakan tidak melebar. (Gunawan)