Daerah

Menggunakan Teknik Top Working, Keuntungan Petani Durian di Banjarnegara Naik 5 Kali Lipat

×

Menggunakan Teknik Top Working, Keuntungan Petani Durian di Banjarnegara Naik 5 Kali Lipat

Sebarkan artikel ini
Pj Bupati Banjarnegara
Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso, mencicipi durian Sigaluh dengan didampingi Menteri Pertanian RI Liferdi Lukman, Selasa, 27/2/2024. (Foto : Gunawan/Lensa Nusantara)

Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Membicarakan durian, Kabupaten Banjarnegara masuk sentralnya buah berduri tajam itu, Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto menyampaikan di Kecamatan Sigaluh merupakan salah satu yang mempunyai komoditas buah unggulan, sehingga selalu dibuat transit bagi masyarakat yang melewatinya, karena banyak pedagang menggantung hasil panen durian di sepanjang jalan.

Bagi masyarakat Sigaluh, buah durian adalah ladang pemasukan yang menjanjikan petani di wilayah paling Utara Banjarnegara itu.

Example 300x600

“Di Banjarnegara, Kecamatan Sigaluh memiliki jumlah tanaman durian paling banyak, yaitu sekitar 56.000 pohon dengan jumlah varietas durian unggulan dan lokal mencapai ratusan varian, ini menjadi potensi besar bila dikembangkan dengan baik,” ucap Tri Harso saat sambutan di acara Intensifikasi Kawasan Durian Melalui model Top Working Durian di Dukuh Siweru, Desa Gembongan, Selasa (27/2/2024).

Kecamatan Sigaluh juga memiliki pohon durian lokal yang sangat banyak jenisnya, dan berumur puluhan bahkan ada yang sudah ratusan tahun dengan kualitas buah yang berbeda-beda.

Menurut Tri Harso, potensi itulah yang merupakan peluang yang harus dikembangkan dengan lebih baik lagi, salah satunya dengan menyeleksi buah yang memiliki kualitas baik, seperti durian simimang yang sudah menjadi salah satu varietas unggul Nasional.

“Pamkab akan terus mensupport, karena potensi durian di Banjarnegara sangat bagus dengan produksi yang melimpah, kami berharap Banjarnegara bisa menjadi sentra durian di Jawa Tengah dan Indonesia,” kata Tri.

Terkait sistem penanaman dengan Top Working, Pemerintah Daerah nantinya akan mengedukasikan dan mensosialisasikan melalui Dinas Pertanian agar terus dikembangkan.

Tidak hanya membahas perkembangan, Tri Harso juga menyoroti rasa durian, dirinya mengungkapkan, jika dibandingakan dengan daerah lain rasa durian Banjarnegara tidak, bahkan Banjarnegara ada lima daerah yang menjadi percontohan Nasional tanaman durian. Dirinya meminta, khususnya Kecamatan Sigaluh bisa menjadi sentra durian unggul secara Nasional bahkan Internasional agar membawa masyarakat semakin sejahtera.

Sementara Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Liferdi Lukman dalam kegiatan tersebut menyatakan, teknologi yang di implimentasikan pada durian lokal yang berusia puluhan hingga ratusan tahun merupakan satu langkah untuk mendapatkan hasil kualitas yang premium dari durian lokal.

“Durian Banjarnegara tidak ditemukan di tempat lain, kalau kita lihat di negara maju di dunia dalam produksi durian seperti Thailand bisa menghasilkan montong hingga mendunia butuh waktu 50 tahun, sementara Malaysia untuk mendapatkan pengakuan kualitas durian seperti Musangking butuh 30 tahun, namun di Banjarnegara dalam waktu dua tahun bisa menghadirkan kualitas durian unggulan,” kata Lukman.

Durian yang menjadi unggulan di dunia ini berada di satu pohon yang dikembangkan petani lokal di Kecamatan Sigaluh, ini merupakan terobosan yang luar biasa.

“Keahlian memadukan berbagai jenis durian dalam satu pohon yang dimiliki para petani sangat luar biasa, jadi hal ini layak diapresiasi karena pemerintah pusat sangat mendukung inisiatif masyarakat dalam pengembangan komoditas pertanian, dan masalah rasa, setelah kita coba untuk durian lokal ternyata ada jenis durian yang belum mempunyai nama namun dari sisi cita rasanya tidak kalah dengan durian yang sudah eksis di dunia internasional,” puji Lukman.

Sebagai bentuk apresiasi, Kementerian Pertanian akan mensupport, dan tahun ini akan mewacanakan 50 hektar untuk tanaman durian.

“Kita sudah tiga tahun disini, sudah 110 hektar yang kita support agar masyarakat disini bisa mempertahankan durian yang sudah bagus ini dan menghasilkan tetap bagus,” beber Lukman.

Untuk itu Ia meminta agar petani mulai juga diperhatikan dari sisi teknologi, seperti pemupukannya agar bisa menjaga rasa dan kualitasnya tetap baik.

“Ini juga menjadi role model, ini keuntungan kami datang ke Banjarnegara, sebab Indonesia merupakan produsen durian terbesar di dunia dengan banyak varian, tidak semua durian itu mempunyai kualitas dan standart yang bisa masuk pasar global, oleh karena itu dengan trobosan teknologi yang ada di Banjarnegara, kita sosialisasikan juga ke sentra -sentra durian di daerah lainnya untuk studi banding peningkatan kualitas dan produksi durian kesini,” tutup Lukman.

Sementara Ketua Kelompok Tani ‘Karya Tani Bakti’ Suroso menceritakan, pengembangan teknik Top Working adalah penyambung batang bawah tanaman dengan entres bibit baru.

“Dulu satu pohon hanya bisa 400 butir, kalau dijual hanya dapat uang Rp 5 juta, sekarang setelah pakai teknik top working bisa mencapai Rp 80 juta,” pungkas Suroso. (Gunawan)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.