Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Berbeda dengan acara Nyadran hari pertama yang diadakan di makam Bayan Taka. Nyadran kedua yang diadakan masyarakat Desa Kertayasa diadakan di salah satu makam leluhur begitu meriah. Warga datang dengan membawa sebuah bakul yang berisi nasi lengkap dengan sayur serta lauk pauk yang terdiri dari ayam kampung.
Meskipun Nadran dibagi dua tempat di jam yang sama dengan wilayah masih satu lokasi di dusun 5. Namun antusiasme warga yang kebanyakan kaum perempuan untuk mengikuti tradisi turun temurun di makam Simbah Kertayasa dan Mbah Plang Dipaguna tetap bisa berjalan dengan begitu penuh dengan nuansa kehangatan kekeluargaan.
Menurut Kepala Desa Kertayasa, Didi Setiawan SP mengungkapkan, warga yang tinggal di dusun 5 memang sangat padat, meskipun nyadran diadakan diwaktu yang sama, acara setahun sekali itu selalu penuh.
“Memang setiap tahun seperti ini, karena di dusun 5 ada dua makam leluhur, yaitu Simbah Kertayasa dan mbah Plang Dipaguna, warga pun sudah mempunyai keyakinan sendiri kemana nanti ikut acara nyadrannya. Kan doa dari sesepuh desa tetap semua disebut, termasuk Simbah Bayan Taka yang sudah dilakukan pertama kali sadrannya beberapa Minggu lalu,” ungkap Kades Wawan, Kamis, (7/3/2024).
Ditemui dilokasi yang sama, Sekretaris Desa Kertayasa Ayib menambahkan, selain acara nyadran, warga juga melakukan bersih-bersih makam. Menurutnya sudah menjadi sebuah tradisi saling gotong royong menjelang puasa.
“Sudah menjadi tradisi tahunan bagi warga Kertayasa untuk bergotong royong bersih-bersih makam, dan salah satu kearifan lokal desa kami yang kaya berwawasan budaya dan dan kesehatan yang selalu terjaga hingga sekarang. Jadi tidak hanya membersihkan, juga ziarah mendoakan arwah, karena bersih makam ini juga ada filosofinya dalam Islam, yaitu kebersihan sebagian dari iman. Jadi bersih itu perintah dari agama,” tutur Ayib.
Selain Kertayasa, beberapa desa di Banjarnegara juga banyak yang mengadakan kegiatan yang sama hari ini, karena biasanya tradisi nyadran tersebut, berakhir tiga hari sebelum jatuhnya hari puasa. (Gunawan)