Opini

Pemimpin yang Dinanti Visioner dan Inovatif

×

Pemimpin yang Dinanti Visioner dan Inovatif

Sebarkan artikel ini
Pemimpin
Rizky Sembada S.E., M.M., M. Psi

Part 2

LENSANUSANTARA.CO.ID – Globalisasi telah mengubah cara pandang dunia dan telah menciptakan sikap persaingan dan kompetisi yang sudah tidak sehat lagi bahkan berpotensi menimbulkan pertikaian di berbagai kalangan baik tingkat daerah, skala nasional, dan bahkan internasional.

Example 300x600

Kompetisi yang begitu ketat menuntut setiap pemimpin untuk dapat memperkuat gagasan, merancang ide yang visioner dan inovatif.

Seorang pemimpin dengan visi misi yang jelas dapat membawa perubahan sosial dengan mengelola sifat-sifat yang benar dan efektif secara positif. Didalam Islam yang senantiasa membawa simbol kedamaian dan keharmonisan, selalu mendorong dan membimbing kita dalam mengambil jalan yang benar dengan mencerahkan spiritualitas kita dan memahami keadaan duniawi.

Pemilihan Kepala Daerah, merupakan momen penting dalam dinamika politik lokal di Indonesia. Di era ini,setiap pemimpin di tuntut untuk dapat ber inovasi dalam kepemimpinannya. Sebuah kepemimpinan yang inovatif & visioner tidak hanya mampu mengelola kota atau kabupaten dengan baik, tetapi juga harus mampu menghadapi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang terus berubah.

Islam telah memberi kita peraturan, petunjuk, etika, dan pedoman perilaku untuk mencapai sifat kepemimpinan sejati dari sumber hukum Islam (Al-Quran, Hadis, dan ijmak para ulama) untuk memahami agama dan menjalani kehidupan kita sesuai dengan Syariah. Visi adalah keinginan yang dimiliki oleh seseorang di dalam dirinya, yang mengarahkannya untuk mencapainya. Orang-orang yang memiliki visi dianggap kuat dan memiliki arah, dan keinginan serta impian mereka memiliki tujuan tertentu.

Hanya bermimpi saja tidak cukup, visi adalah kerangka kerja yang memberikan dorongan untuk mencapai sesuatu. Kepemimpinan berarti menetapkan arah untuk mencapai tujuan, yaitu seseorang berhasil mengendalikan kolaborator manusia mereka untuk mencapai tujuan atau mencapai target.

Menjadi seorang pemimpin adalah satu hal, dan menjalankan posisi ini dari waktu ke waktu adalah hal lain, seorang pemimpin sejati dan hebat adalah orang siap yang menjalankan legacy mereka hari demi hari, tahun demi tahun, dalam lingkungan yang terkendali dan dalam berbagai situasi yang terus berubah.

Kepemimpinan memerlukan ketajaman dan penegasan daripada hanya menyiratkan atau melakukan sesuatu. Seorang pemimpin harus memahami efektivitas mencapai maksud dan tujuan serta memiliki keberanian dan kekuatan untuk memimpin orang dengan berdiri teguh pada posisinya.

Mereka harus menganggap diri mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka dan tetap konsisten dalam keputusan mereka. Hal penting adalah bahwa pemimpin harus mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk melaksanakan rencana. Keutamaan seorang pemimpin terletak pada pemahaman tentang manusia dan kondisi sosial secara individu maupun kolektif untuk bersama sama mencapai sebuah tujuan.

Seorang pemimpin yang visioner di era pilkada adalah mereka yang mampu melihat jauh ke depan, bukan hanya fokus padakemenagan sesaat dan pada masalah-masalah yang sedang terjadi saat ini, tetapi juga merencanakan langkah-langkah strategis untuk pembangunan berkelanjutan dengan mempersiapkan perencanaan demi sebuah perbaikan.

Visi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari infrastruktur yang berkelanjutan, pendidikan berkualitas, hingga pengembangan ekonomi yang inklusif bagi seluruh masyarakat.

Pemimpin visioner tidak dapat bekerja sendiri. Mereka perlu membangun kemitraan yang kuat dengan berbagai pihak seluruh instrumen pemerintahan baik eksekutif maupun legeslatif, termasuk juga pihak swasta, masyarakat sipil, dan akademisi, untuk menciptakan dampak yang lebih besar.

Partisipasi masyarakat juga menjadi kunci, dimana kebijakan dan program-program yang dijalankan tidak hanya dilihat sebagai keputusan elit politik, tetapi sebagai hasil dari dialog dan konsultasi yang inklusif dengan seluruh lapisan masyarakat.

Seorang pemimpin sejati dapat menyelesaikan masalah dengan jujur dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral. Dengan demikian, mereka dapat membangkitkan tujuan yang sebenarnya. Nabi Muhammad SAW adalah contoh terbaik dari seorang pemimpin sejati dalam segala hal, dan beliau memiliki kualitas yang, jika kita terapkan dalam kehidupan kita (kehidupan pribadi dan publik), kita dapat mencapai makna hidup yang sebenarnya di semua aspek.

Atribut seorang pemimpin sejati dapat sangat membantu dalam menjadi pemimpin yang sejati, inspiratif, dan bersemangat. Allah telah menyebutkan dalam Al-Qur’an dalam Surat Al-Ahzaab ayat 21:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.

Kualitas kepemimpinan yang disebutkan dalam Al-Qur’an tentang Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya termasuk menjadi pribadi yang penuh kasih dan ramah kepada para pengikut, memotivasi orang lain, memiliki iman yang kuat, mempertahankan harga diri, menerima kritik, bertanggung jawab, tetap tidak memihak, memastikan keadilan dengan segera, menunjukkan simpati, berkomunikasi secara efektif, mengambil kesimpulan yang tepat, bersikap strategis, dinamis, menjanjikan, dan berpegang pada prinsip, serta merencanakan tujuan jangka panjang.

Di tengah dinamika politik lokal yang kompleks, pemimpin visioner perlu memiliki keberanian untuk mengambil risiko yang terukur. Mereka tidak takut untuk melakukan reformasi atau merombak sistem yang sudah kuno dan tidak efektif, demi menciptakan perubahan yang positif bagi warga daerahnya. Ini mencakup pengelolaan keuangan yang transparan, pengurangan birokrasi yang membebani, serta pembenahan dalam pelayanan publik yang lambat dan tidak responsif.

Selain memiliki visi dan inovasi, seorang pemimpin yang visioner juga harus menjadi teladan dalam etika kepemimpinan. Mereka harus memimpin dengan integritas, kejujuran, dan dedikasi yang tinggi untuk kepentingan masyarakat. Keteladanan ini tidak hanya mencakup tindakan-tindakan publik yang terlihat, tetapi juga prinsip-prinsip moral yang mereka terapkan dalam setiap keputusan dan tindakan yang mereka ambil.

Pemimpin harus memiliki visi untuk mempertahankan hubungan yang efektif dengan pengikut untuk menjadi seorang pemimpin sejati, seseorang harus terus membaca Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi karena Al-Qur’an memandu jalan kita dan jalan yang benar untuk diikuti melalui proses yang dinamis. Islam mengatakan bahwa setiap orang memiliki kualitas kepemimpinan dalam diri mereka. Seperti yang dikutip dalam Sahi Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya”.

Kepemimpinan Islam dan konvensional memiliki kesamaan, tetapi terdapat perbedaan karena akar moral, religius, dan kemanusiaan mereka
Salah satu tokoh Islam yang sering dikaitkan dengan kepemimpinan yang visioner adalah Khalifah Umar bin Khattab, salah satu khalifah paling terkenal dalam sejarah Islam.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Umar bin Khattab dianggap sebagai pemimpin visioner. Umar bin Khattab sangat peduli terhadap pembangunan infrastruktur dalam kekhalifahannya. Ia membangun masjid-masjid besar, mengatur sistem irigasi untuk meningkatkan pertanian, serta mengembangkan jaringan jalan dan pusat-pusat perdagangan.

Umar juga dikenal karena keadilan dan kebijaksanaannya dalam mengatur urusan negara. Ia memperkenalkan konsep bai’ al-mal (kantor keuangan negara) untuk mengelola kekayaan umat Islam secara adil dan transparan.

Tokoh seperti Umar bin Khattab menunjukkan bahwa kepemimpinan visioner dalam tradisi Islam tidak hanya berfokus pada penguasaan politik, tetapi juga pada pengelolaan yang baik, keadilan, dan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

Konsep kepemimpinan dalam Islam tertanam dalam kemanusiaan dan keyakinan Islam. Jika seorang pemimpin mengikuti jalan yang benar, mereka bisa menjadi sumber inspirasi sejati perbaikan keadilan dan kesejahtera an namun jika pemimpinya tidak mereka akan menjadi penyebab kehancuran dalam kehidupan.

Visi seorang pemimpin mengajarkan ideologi dan filosofi Islam kepada pengikutnya dengan memandang mereka sebagai pelayan rakyat, yaitu melayani mereka dengan apa yang mereka tawarkan.

Jika pemimpin memiliki visi yang jelas, maka otentisitas mengembangkan pertumbuhan mental dan perubahan pola pikir di antara para pengikut, yang memungkinkan terjadinya transformasi untuk kebaikan mereka. Para peneliti telah mengidentifikasi bahwa kepemimpinan transformatif menambah karisma dan motivasi, kepercayaan diri, inspirasi, dan pertumbuhan baik di tingkat kolektif maupun individu.

Model kepemimpinan Islam yang visioner dan inovatif menciptakan realisasi sejati dan keesaan Allah dan memotivasi pengikut. Itu mengarah pada hubungan antara pemimpin dan pengikut, dan seorang pemimpin menyadari bahwa mereka bertanggung jawab bukan hanya kepada masyarakat yang ia pempin melainkan ia faham benar bahwa pemimpin harus bertanggung jawab kepada Allah.

Konsep Kepemimpinan dalam Islam memberikan dampak positif bagi Pemimpin sendiri, penganutnya, masyarakat, dan pasti lebih baik dari konsep kepemimpinan lainnya.

Di era pilkada saat ini, tantangan bagi para pemilih adalah mencari pemimpin yang visioner dan inovatif. Yang dapat mengubah paradigma kepemimpinan sebelumnya. Pemimpin yang mampu mengartikulasikan visi yang jelas, menerapkan inovasi dalam setiap aspek pemerintahan, dan berani mengambil risiko untuk perubahan yang lebih baik akan menjadi tonggak baru dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi daerah yang ia pimpin.

Oleh karena itu, dalam setiap proses pemilihan kepala daerah, penting untuk mempertimbangkan dan mendukung calon yang mampu memenuhi kriteria sebagai “sang pemimpin visioner dan inovatif”.

Oleh : Rizky Sembada S.E., M.M., M.Psi

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.