Budaya

1.000 Tari Ojung, Cara Pemkab Bondowoso Kenalkan dan Lestarikan Budaya Daerah

×

1.000 Tari Ojung, Cara Pemkab Bondowoso Kenalkan dan Lestarikan Budaya Daerah

Sebarkan artikel ini
Tari Ojung Bondowoso
Tari Ojung Kebudayaan Daerah Asli Bondowoso. (Dok. Jurnalis)

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga mengajak pelajar SMP hingga SMA menampilkan tari Ojung.

Ada sekitar 1.000an penari yang ikut mernarikan tarian daerah Bondowoso itu, di Alun-alun KI Bagus Asra, pada 13 Juli 2024 lalu. Banyaknya penari yang turut andil ini, membuat kegiatan itu pun memecahkan memecahkan rekor Muri (Museum Rekor Indonesia).

Example 300x600

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tercatat total ada 1.058 siswa atau 529 pasang penari. Mereka merupakan siswa SD, SMP, dan SMA berasal dari seantero Bondowoso.

Tari kolosal Ojhung memang selalu berpasangan. Sebab mereka diskenariokan saling berhadapan dan bertarung satu sama lain. Meski hanya sekadar berbentuk tari kolosal.

Tradisi Ojhung merupakan budaya khas Bondowoso dan kawasan Tapal Kuda lainnya. Yakni Situbondo, Jember, Lumajang, dan Probolinggo, dan sekitarnya.

Dalam budayanya, Ojhung biasanya dilakukan saat musim kemarau panjang. Karena selain sebagai budaya, juga dipercaya untuk mendatangkan hujan.

Dua orang bertelanjang dada saling berhadapan dan  bertarung mencambukkan sebatang rotan sebagai senjata satu sama lain. Sasarannya adalah punggung. Rotan itu lantas dicambukkan ke lawannya secara bergantian.

Bekas cambukan di punggung yang mengeluarkan darah tersebut dipercaya sebagai penanda bakal segera turun hujan.

Dikutip dari beberapa media mainstrem, Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto, saat dikonfirmasi seusai acara mengatakan, pihaknya melaksanakan kegiatan tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya. Sekaligus, upaya untuk memperkenalkan pada anak-anak muda Bondowoso. Bahwa, bumi Ki Ronggo ini memiliki tari daerah yang luar biasa da perlu diletarikan.

“Pesan dan tujuan kami sebenarnya adalah untuk melestarikan dan juga memperkenalkan pada generasi emas bahwa ini lho ada budaya lokal yang harus dilestarikan,” ungkapnya.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.