Malang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kabupaten Malang mengambil langkah progresif untuk memperkuat ketahanan pangan dengan meluncurkan kegiatan bertajuk “Percepatan Pelaksanaan Program Pangan Lokal untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan”. Acara berlangsung di Pendopo Kecamatan Karangploso ini menyoroti strategi berbasis potensi lokal untuk memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas bagi masyarakat, Senin (25/11).
Ketahanan pangan menjadi isu penting, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti krisis pangan dan perubahan iklim. Melalui gerakan ini, Kecamatan Karangploso berupaya memanfaatkan potensi lokal sekaligus mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola sumber daya pangan.
Acara ini memperkenalkan tiga gerakan inovatif yang sesuai dengan Surat Edaran Bupati Malang Nomor 500.1/11259/35.07.309/2024. Ketiga strategi ini diharapkan mampu membawa perubahan nyata dalam pola konsumsi dan produksi pangan di masyarakat, yakni Tahes Ilakes, Tahes Mbois, dan Tahes Sam. Ketiga program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya diversifikasi pangan dan mendukung kesejahteraan petani lokal.
Gerakan Tahes Ilakes bertujuan mengurangi konsumsi beras dan tepung terigu seminggu sekali. Sebagai gantinya, masyarakat diajak memanfaatkan bahan pangan lokal seperti umbi-umbian, jagung, dan hasil tani lainnya yang melimpah di Kabupaten Malang.
Tahes Mbois, Petani Sejahtera Memberi Beras Produksi Sendiri, Program ini fokus pada peningkatan kesejahteraan petani lokal. Masyarakat didorong untuk membeli beras dari kelompok tani (poktan) terdekat, sehingga membantu petani mendapatkan pasar yang stabil dan meningkatkan pendapatan mereka.
Tahes Sam, Menata Belanja, Hemat, dan Selamatkan Pangan, Melalui Tahes Sam, masyarakat diedukasi untuk lebih bijak dalam merencanakan belanja, memilih pangan segar yang aman, serta mengurangi pemborosan dan limbah makanan.
Program ini melibatkan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk anggota DPRD Kabupaten Malang, kepala desa, kelompok tani (Gapoktan), kelompok wanita tani (KWT), dan pendamping desa. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang serta Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangploso turut hadir untuk memberikan dukungan teknis dan arahan pelaksanaan program.
Dalam diskusi interaktif selama kegiatan berlangsung, beberapa poin penting ditekankan. Sinergi antara pemerintah, petani, dan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Selain itu, potensi pangan lokal seperti jagung, singkong, dan umbi-umbian dinilai sebagai solusi strategis untuk mendiversifikasi pola makan masyarakat.
Edukasi masyarakat juga dianggap sebagai elemen vital untuk memastikan keberhasilan program ini dalam menciptakan sistem pangan lokal yang berkelanjutan. Dengan upaya kolaboratif, diharapkan program-program ini dapat membawa perubahan nyata dalam ketahanan pangan berbasis lokal di Kecamatan Karangploso.
Melalui program ini, Kecamatan Karangploso diharapkan dapat menjadi percontohan bagi daerah lain dalam mengelola ketahanan pangan berbasis kearifan lokal. Jika seluruh pihak terus berkolaborasi, bukan hanya ketahanan pangan yang tercapai, tetapi juga kesejahteraan petani dan keberlanjutan sumber daya alam.
“Dengan gerakan ini, kita tak hanya memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga menjaga tradisi lokal dan memperkuat ekonomi masyarakat,” ujar Sekretaris Camat Karangploso, Rino Irawan, S.STP., yang mewakili Camat Karangploso.
Masyarakat kini diharapkan dapat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan yang mandiri dan berkelanjutan.