Rembang, LENSANUSANTARA.CO – Sulitnya mengikuti perkembangan Karena mayoritas pekerja di Kabupaten Rembang tidak menempuh perguruan tinggi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang perlu memperhatikan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Saat ini tenaga kerja masih didominasi lulusan sekolah dasar (SD).
Hal ini disampaikan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Rembang
Menurutnya, komposisi daya saing masyarakat berdasarkan variabel ijazah masih menjadi perhatian. Sebab, saat ini presentase pekerja masih didominasi lulusan SD dan SMP
Kata Affan, jumlah pekerja yang lulusan SD masih diangka 45,88 persen. Demikian juga untuk tenaga kerja yang lulusan SMP. Angkanya 22,42 persen.
Jumlah ini juga dinilai masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan tingkatan pendidikan lainnya. Yakni SMA sejumlah 15,29 persen, SMK 6,37 persen, Diploma 1,78 persen, dan S1 sejumlah 8,26 persen.
“Pembangunan SDM di Rembang itu benar-benar ditekankan,” katanya saat audiensi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang beberapa waktu lalu.
Menurutnya, tingkat pendidikan juga mempengaruhi angka penghasilan dalam dunia kerja.
Apabila penghasilan masyarakat masih rendah, juga akan berpengaruh pada pengentasan kemiskinan.
Sehingga diperlukan penanganan pada anak-anak yang putus sekolah. Serta menciptakan lapangan kerja dan investasi. “Itu juga menjadi penghambat pengentasan kemiskinan,” imbuhnya.
Hanya saja, saat ini Pemkab Rembang perlu membagi porsi perencanaan pembangunan.
Affan menjelaskan ada tiga substansi dalam tatanan perencanaan. Yakni infrastruktur, tata kelola, dan SDM.
Dia mengakui ketiga komponen ini belum bisa langsung dipenuhi seluruhnya jika memperhatikan kapasitas keuangan daerah sekarang ini. Sehingga diperlukan pembagian porsi prioritas.
“Umpama fokus infrastruktur yang dua (tata kelola dan SDM) tidak kumanan. Ini tidak bisa dipenuhi semua dengan kapasitas riil yang berjalan saat ini di Rembang.
Tinggal milih porsinya. Itu satu problem pembagian bagaimana kebijakan prioritas ditetapkan,” jelasnya