Malang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Desa Ngajum, sebuah desa di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, bersiap menyambut hari jadinya yang ke-149 dengan rangkaian acara besar yang akan digelar selama dua hari dua malam pada bulan Juni 2025. Dalam musyawarah yang telah dilaksanakan di masing-masing dusun, masyarakat sepakat untuk menyelenggarakan acara bersih desa yang meriah dan megah dengan menghadirkan sejumlah seniman dan atraksi budaya.
Kepala Desa Ngajum, Setyo Budi, menjelaskan bahwa perayaan tahun ini akan berfokus pada uri-uri atau mengenang sejarah desa yang erat kaitannya dengan empat pendiri atau bedah kerawang Desa Ngajum. Empat sosok yang berjasa dalam membangun desa tersebut adalah Mbah Ageng, Mbah Sabar, Mbah Sidiq, dan Mbah Tejowati.
“Nama Ngajum sendiri berasal dari kata ‘nujum’ atau ahli nujum, yang merujuk pada empat tokoh pendiri desa yang berperan besar dalam pembentukan desa ini,” jelas Setyo Budi pada Senin (19/5/2025).
Ngajum memiliki sejarah panjang yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan empat bedah kerawang tersebut. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang pertama kali membuka lahan dan membangun desa yang kini dihuni oleh lebih dari 4.000 penduduk.
Mbah Ageng dikenal sebagai sosok pemimpin karismatik yang pertama kali menetap di wilayah tersebut. Mbah Sabar adalah figur yang bijak dan sabar dalam menghadapi berbagai tantangan. Mbah Sidiq dikenal dengan keteguhan dan kejujurannya, sementara Mbah Tejowati adalah sosok yang penuh welas asih dan sangat dihormati masyarakat setempat.
Untuk mengenang jasa para pendiri tersebut, perayaan Hari Jadi Ngajum akan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni tradisional. Pada 12 Juni 2025, acara akan dibuka dengan penampilan Niken Salindry, artis jaranan dari kelompok Mayangkoro Original. Esok harinya, pada 13 Juni, acara akan dilanjutkan dengan pertunjukan Tayub Campursari Pandu Budaya, kesenian asli Ngajum, yang diiringi oleh gamelan tradisional. Pada malam hari, Ki Dalang Setyo Wahyudi akan membawakan lakon wayang kulit yang sarat makna filosofis.
Tidak hanya sekadar perayaan, Kepala Desa Ngajum juga berharap agar acara tersebut menjadi momentum untuk memberdayakan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat. “Saya ingin acara ini bisa menjadi kesempatan bagi para pedagang untuk menjajakan dagangan mereka. Kami sudah menyiapkan area khusus untuk para pedagang agar tertata rapi dan nyaman bagi pengunjung,” kata Setyo Budi.
Menurutnya, keberhasilan acara tersebut tidak hanya diukur dari kemeriahan acaranya, tetapi juga dari manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. “Harapannya, acara ini bisa menjadi ajang berbagi rejeki bagi seluruh warga Ngajum,” tambahnya.
Dengan persiapan yang matang, Desa Ngajum berharap agar peringatan hari jadi kali ini dapat berjalan aman, tertib, dan meriah. Masyarakat pun diimbau untuk turut serta dalam menjaga kondusivitas acara dan tetap mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh panitia.
Dalam sejarahnya yang panjang, Ngajum bukan hanya sekadar nama desa, tetapi juga simbol kearifan lokal dan semangat gotong royong yang diwariskan oleh para pendirinya. Melalui peringatan hari jadi ini, masyarakat diharapkan dapat semakin mempererat rasa persatuan dan cinta terhadap desa tercinta. (Ryo)